SOLOPOS.COM - Suasana Lomba Krida 2013 di Balaikota Jogja, Minggu (25/8/2013). (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razaq)

Suasana Lomba Krida 2013 di Balaikota Jogja, Minggu (25/8/2013). (JIBI/Harian Jogja/Abdul Hamied Razaq)

Harianjogja.com, JOGJA – Pemenuhan gizi berimbang dianggap belum diperhatikan oleh remaja, khususnya remaja putri.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Koordinator Bina Gizi Saka Pramuka Bakti Husada Kwartir Jogja Maya Nur Fitriani Hartono mengatakan persoalan pemenuhan gizi yang tak lagi diperhatikan masyarakat.

Hal ini diketahui berdasarkan penelitian Dinas Kesehatan Kota Jogja dan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun ini, sebanyak 34% remaja putri di Jogja mengidap anemia.

Salah satu penyebab tingginya kasus tersebut, didorong keinginan remaja putri untuk memiliki tubuh langsing sehingga mengabaikan pola makan yang teratur dan sehat. Para remaja putri itu kekurangan sel darah merah akibat pola makan dan metabolisme tubuh yang tidak teratur.

“Masyarakat masih memandang pemenuhan gizi dengan 4 sehat 5 sempurna. Padahal, gizi harus dipenuhi secara seimbang,” kata Maya, di sela kegiatan Lomba Krida 2013 di Balaikota Jogja, Minggu (25/8/2013).

Mahasiswi semester III Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran UGM itu juga mengatakan kebanyakan orang saat ini ingin serba instan, termasuk konsumsi makanan instan.

Atas dasar itulah, lomba kali ini mengambil tema memupuk pemahaman remaja untuk pemenuhan gizi yang seimbang.

Pimpinan SBH Kwartir Jogja, Feri Edi Sunantyo mengatakan lomba yang digelar Satuan Karya Pramuka Bakti Husada Kwartir Cabang 1205 Kota Jogja itu, merupakan tahun keempat digelar sejak pertama kali digelar 2009 lalu.

Ia berharap, lomba yang menjadi agenda rutin tahunan itu mampu melatih dan mencetak generasi muda kepramukaan.

Menurutnya, dalam era globalisasi dan modernisasi saat ini, jarang anak-anak yang mau ikut kegiatan pramuka. Mereka lebih memilih pergi ke mall, kafe, ngerumpi via chating atau interne

“Mereka dilatih juga untuk menjadi kader Posyandu remaja. Saat ini, pengkaderan posyandu-posyandu cukup berat. Banyak dari yang sudah lansia. Kami berharap, para penggalang dan penegak yang memiliki dedikasi kuat, punya kesadaran dan kepribadian serta patriotisme yang tinggi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya