SOLOPOS.COM - Situasi arus lalu lintas pada hari pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo, Rabu (9/12/2020) di kawasan simpang Joglo, Kecamatan Banjarsari, Solo normal. (Solopos/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, SOLO – Pembangunan rel layang atau elevated railway di simpang tujuh Joglo, Kadipiro, Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, segera dilakukan. Hal tersebut ditegaskan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, pada 15 Februari 2021 lalu.

Rel layang dipilih karena dinilai lebih efektif mengatasi kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di simpang tujuh Joglo. Selain itu, ongkos pembangunan rel layang dinilai lebih murah ketimbang jika dibangun flyover di kawasan Joglo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Jika flyover dibangun di simpang Joglo, maka lintasannya diprediksi semakin rumit dan terancam tidak bisa dilewati kendaraan berat. Sebab, wilayah tersebut merupakan jalur distribusi barang di Jawa Tengah. Selain itu, rel layang Joglo, Solo juga tidak butuh pembebasan lahan dan dampak pembangunan di area sekitarnya tak banyak terasa.

Baca juga: Kado Pahit di Ultah ke-6 Fauzi Sragen: Tangan Diamputasi Gegara Malapraktik

Proyek pembangunan rel layang Joglo memiliki sejarah panjang. Proyek infrastruktur itu kali pertama digagas oleh FX Hadi Rudyatmo saat menjabat sebagai wali kota Solo pada Januari 2020 lalu.

Rudy menilai pembangunan rel layang lebih efektif karena kereta api tidak lagi lewat (sejajar) jalan darat sehingga bisa memperlancar arus lalu lintas. Dia menambahkan PT Kereta Api Indonesia (KAI) juga punya usulan yang sama dan mereka minta dukungannya.

Perencana Transportasi Perkotaan Lingkar Studi Transportasi Indonesia (Transportologi), Septina Setyaningrum, menyampaikan pembangunan rel layang di Joglo, Solo, atau elevated railway dinilai lebih efektif karena kereta tidak lagi lewat (sejajar) jalan darat.

Baca juga: Joss... Wonogiri Sentra Pengolahan Tepung Porang di Indonesia

Pembangunan tersebut bisa memperlancar arus lalu lintas kendaraan. Sebab, rel yang dibuat melayang tak langsung bermula di persimpangan namun beberapa kilometer sebelumnya, pun sesudahnya.

"Kalau flyover [di simpang Joglo], saya enggak bisa membayangkan bagaimana bentuknya. Flyover Manahan yang bercabang tiga saja sudah cukup rumit, apalagi simpang tujuh,” kata dia, belum lama ini.

Baca juga: Proyek Rel Layang Joglo: Diusulkan Rudy, Digagas Gibran di Debat Pilkada, Direstui Menteri Basuki

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya