SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO — Ratusan hunian di bantaran rel kereta api (KA) terancam digusur seiring wacana pengoperasian jalur rel KA ganda (double track) Solo-Madiun.

Pemkot siap pasang badan memperjuangkan hak warga untuk meraih kompensasi yang layak.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mengungkapkan pengoperasian double track Solo-Madiun berkonsekuensi menggusur sejumlah rumah warga di lahan bantaran rel.

Pihaknya meminta PT. Kereta Api Indonesia (KAI) memerlakukan warga secara manusiawi jika rencana itu terealisasi.

“Tidak sekadar diberi uang bongkar, tapi berikan ganti rumah yang layak,” ujarnya kepada wartawan di Badan Pertanahan Negara, Selasa (24/9/2013).

Sebagai informasi, rel ganda di Solo akan melintasi Purwosari sampai Pucangsawit dengan melewati wilayah Mangkubumen dan Laweyan. Saking banyaknya rumah di garis bantaran rel, Rudy tak mampu memerinci pasti jumlah hunian di kawasan itu.
“Mungkin ada ratusan. Saya siap mendampingi warga saat audiensi dengan PT. KAI,” kata Rudy.

Menurutnya, warga memiliki posisi tawar di mata hukum lantaran telah menempati bantaran rel lebih dulu dibanding status penguasaan PT. KAI pada 1996. Wali Kota menegaskan, upaya pengembalian hak warga atas tanah yang ditempati kini bukanlah isapan jempol.

“Mereka punya hak. Jangan sampai PT. KAI asal gusur menggusur, apalagi mengintimidasi,” tuturnya.

Pejabat Humas PT. KAI Daops VI Jogja, Sumarsono, mengatakan proyek rel ganda Solo-Madiun dikerjakan Satker Direktorat Jenderal Perkeretaapian. Sejauh ini, pihaknya tak mengetahui detail kebijakan pengembangan rel di kawasan terdampak.

“Kami memang sudah dengar rencana itu (double track). Katanya mau dimulai tahun depan. Tapi, hingga kini belum ada sosialisasi dari Dirjen Perkeretaapian,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Sarana Perkeretaapian Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Sugiadi Waluyo, mengatakan rencana pembuatan rel ganda masih dalam tahap kajian. Pihaknya menyebut studi kelayakan kemungkinan dibikin tahun 2014.

Untuk biaya sosial akibat proyek, pihaknya bakal merealisasikan pada 2015.

“Pembebasan lahan kemungkinan baru berjalan dua tahun ke depan, setelah studi rel ganda selesai.”

Realisasi rel ganda Solo-Madiun akan meliputi wilayah mulai Stasiun Balapan Solo-Stasiun Jebres-Stasiun Sragen Kota-Stasiun Walikukun Ngawi-Stasiun Paron-Stasiun Madiun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya