SOLOPOS.COM - Ilustrasi Anak Belajar Online di Rumah. (Shutterstock)

Solopos.com, SOLO — Edukasi kepada sejumlah pihak penyelenggara pembelajaran online perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya learning loss.

Pembelajaran jarak jauh di masa pandemi nampak massif dilakukan. Tidak hanya di sekolah-sekolah setingkat SD hingga SMA, kampus-kampus juga menerapkan hal yang sama.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Model pembelajaran seperti itu wajar dilakukan. Mengingat potensi siswa atau mahasiswa terserang Covid-19 sangatlah besar jika menerapkan pembelajaran tatap muka. Sebab, virus Corona sangat mungkin menyebar ketika terjadi suatu perkumpulan massa.

Namun siapa leading institution pembelajaran jarak jauh (PJJ)? Universitas Terbuka (UT) mengklaim hal tersebut. Menurut Rektor UT, Profesor Ojat Darojat, UT merupakan institusi pendidikan pertama yang menerapkan pembelajaran jarak jauh. Bahkan online learning sudah diaplikasikan disana sejak 37 tahun lalu.

Baca Juga: Perjalanan Universitas Terbuka, dari Bahan Cetak hingga Full Digital

“Kita sudah berpengalaman panjang selama 37 tahun. Mudah-mudahan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki bisa berkontribusi, berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan institusi pendidikan lainnya di Soloraya,” ungkapnya saat ditemui di Hotel Alila, Selasa (23/2/2022) malam.

Kata Profesor Ojat Darojat, upaya nyata yang akan dilakukan oleh UT adalah memberikan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Khususnya tentang tata cara mengembangkan bahan ajar yang akan disajikan secara online.

“Dengan harapan proses online learning benar-benar mengikuti kaidah-kaidah mutu dan tidak dilakukan secara sembarangan. Agar hasilnya maksimal,” tuturnya.

Baca Juga: Ada Guru dan Murid Kena Covid-19, PTM 4 SMPN di Boyolali Diganti PJJ

Tak hanya itu, kata Profesor Ojat Darojat, semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran jarak jauh juga perlu diberi edukasi. Baik itu dosen, guru, siswa, ataupun mahasiswa.

“Tujuannya agar mereka semua memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk belajar secara online. Karena kalau guru atau dosennya tidak memiliki pemahaman dalam online pedagogi, bisa dipastikan hasilnya tidak akan berjalan dengan baik,” ucapnya.

Lebih lanjut, Profesor Ojat Darojat, mengatakan pihaknya juga tengah melakukan optimalisiasi sekaligus memberikan edukasi kepada sejumlah pihak untuk mencegah terjadinya learning loss. Agar materi yang sampai kepada siswa ataupun mahasiswa optimal.

Baca Juga: PJJ, Guru SLB di Solo Ini Rela Datangi Siswanya Satu Per Satu

“Jadi learning loss ini adalah keadaan di mana para siswa tidak bisa mengambil manfaat yang penuh dari pembelajaran jarak jauh. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor. Di antaranya bahan ajar yang dikembangkan oleh dosen ataupun guru tidak mengikuti kaidah-kaidah mutu pembelajaran jarak jauh,” ungkapnya.

Selain itu, learning loss juga bisa terjadi karena guru ataupun dosen tidak dibekali online pedagogi. Sehingga mereka tidak paham dan mengajarkan seadanya saja. Berdasarkan pengalaman yang mungkin tidak mengikuti kaidah-kaidah mutu pembelajaran secara online,” ungkapnya.

Bukan hanya itu, kata Profesor Ojat Darojat, kurangnya pemahaman literasi anak didik juga dapat menimbulkan learning loss. Termasuk pemahaman membangun komunitas untuk di dunia maya. “Dan solusinya bagaimana? Ya harus mencontoh UT di dalam pengelolaan bahan ajar untuk mengikuti perkembangan pembelajaran jarak jauh,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya