SOLOPOS.COM - Massa membentang spanduk saat demo di Bundaran Kartasura, Sukoharjo, Kamis (8/10/2020). (Solopos/Indah Septiyaning W)

Solopos.com, SOLO -- Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sofyan Anif, siap menanggung biaya pengobatan mahasiswa yang dirawat di RSU PKU Muhammadiyah Kartasura, Sukoharjo.

Hal itu ia ungkapkan saat menjenguk mahasiswa yang terluka dalam aksi demo menolak UU Cipta Kerja/Omnibus Law di bundaran Tugu Kartasura, Kamis (8/2/2020). Seperti diketahui, pada aksi unjuk rasa itu terjadi bentrokan antara polisi dengan pengunjuk rasa yang sebagian adalah mahasiswa. Insiden tersebut mengakibatkan peserta aksi terluka dan sebagian dilarikan ke rumah sakit RSU PKU Muhammadiyah Kartasura.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

LBH Soloraya: Semua Pendemo Yang Ditangkap Di Tugu Kartasura Sudah Bebas

“Saya dihubungi, ada banyak mahasiswa dirawat di RS PKU Muhammadiyah Kartasura karena luka akibat demo. Setelah salat Isya saya berangkat dan di sana ternyata bukan hanya mahasiswa UMS, tetapi ada dari UNS [Universitas Sebelas Maret] dan Unisri [Universitas Slamet Riyadi] dan lainnya," ujar Sofyan, dalam siaran pers UMS, Jumat (9/10/2020).

“Ini bukan soal setuju atau tidak setuju dengan tujuan demo, namun lewat aksi ini mahasiswa memperoleh pengalaman berharga dalam memperjuangkan kedaulatan rakyat dan membela buruh dalam perspektif mahasiswa," ujar Sofyan Anis.

Di sana ia tak hanya menjenguk, tetapi Rektor juga menyatakan akan menanggung semua biaya pengobatan mereka yang dirawat di RS PKU Muhammadiyah Kartasura tersebut.

40 Mahasiswa

Jumlah mahasiswa yang dirawat dan dijamin biaya pengobatannya sekitar 40 orang. Mereka mengalami memar terkena pukulan, diinjak-injak hingga terkena peluru karet. Sebagian besar diperbolehkan pulang dan tidak menjalani rawat inap.

Unjuk Rasa di Tugu Kartasura Ricuh, Polisi Tangkap 3 Demonstran

Sementara itu, Sofyan mengaku datang untuk memberikan dukungan moral kepada mahasiswa yang melaksanakan hak demokrasi mereka secara konstitusional. Rektor menilai para mahasiswa tidak berbuat anarkistis dalam aksi itu sehingga perlu memperoleh dukungan dari siapa pun.

“Ini bukan soal setuju atau tidak setuju dengan tujuan demo, namun lewat aksi ini mahasiswa memperoleh pengalaman berharga dalam memperjuangkan kedaulatan rakyat dan membela buruh dalam perspektif mahasiswa. Demo boleh dengan catatan aksi harus tertib. Mereka yang luka-luka kami biayai semua. Ada 40-an lebih mahasiswa dari berbagai universitas. Tunggakan biaya kami yang menyelesaikan," kata Sofyan.

Rektor UMS juga mengapresiasi warga yang mengevakuasi mahasiswa ke rumah sakit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya