SOLOPOS.COM - Foto Pemeriksaan Jajanan Sekolah JIBI/Harian Jogja/Gigih M Hanafi

Solopos.com, SEMARANG — Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), membentuk detektif pangan untuk mengawasi peredaran makanan dan jajanan di lingkungan sekolah. Detektif pangan ini direkrut atau dibentuk dari para siswa sekolah dasar atau SD di sekolah.

“Kami rekrut beberapa siswa SD [sekolah dasar] kelas IV, V, dan VI menjadi detektif pangan,” kata Kepala DKP Kota Semarang, Bambang Pramusinto, Minggu (5/2/2023).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut dia, keberadaan detektif pangan itu dimaksudkan untuk mengefektifkan pengawasan peredaran makanan yang ada di lingkungan sekolah, seperti kantin hingga sekitar sekolah.

“Detektif pangan kami bekali teori-teori, seperti pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman). Mereka bertugas mengedukasi kawan-kawannya,” kata dia.

Detektif pangan akan mengajak siswa lainnya untuk membawa bekal makanan sesuai Isi Piringku yang dikampanyekan oleh Kementerian Kesehatan. Isi Piringku merupakan pengganti konsep 4 sehat 5 sempurna, di mana bekal yang dibawa 50 persen berisi buah dan sayur, sedangkan 50% lainnya berisi karbohidrat dan protein.

“Harapannya, tidak ada lagi yang membawa bekal seperti nasi dikasih lauk mi instan, atau nasi dan telur saja, tanpa sayur. Harus lengkap sesuai dengan Isi Piringku,” kata Bambang.

Mereka yang direkrut sebagai detektif pangan juga dipilih siswa siswi yang memiliki prestasi atau ranking di kelasnya sehingga diharapkan bisa lebih cakap dan jelas dalam memberikan penjelasan kepada teman-temannya.

Untuk pengawasan, kata dia, detektif pangan ditugasi melakukan pengawasan sementara atas peredaran pangan dan jajanan di sekolah berkomunikasi dan koordinasi dengan guru sekolah.

Jika menemukan jajanan yang mencurigakan, kata dia, mereka akan berkomunikasi dengan guru, selanjutnya guru akan menghubungi DKP Semarang yang segera meluncur ke lokasi

Bambang mengatakan para siswa yang menjadi detektif pangan sudah dibekali pengetahuan mengenai makanan yang mencurigakan, seperti melihat warna yang terlalu mencolok dan tanggal kedaluwarsa.

“Kami baru buat [detektif pangan] di SD Sompok [SD Negeri Lamper Kidul 02 Semarang] sebagai model. Praktiknya nanti di seluruh SD di Kota Semarang,” ujar Bambang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya