SOLOPOS.COM - Penumpang kereta rel listrik (KRL) commuter line menunggu di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa (9/6/2020). (Antara-Muhammad Adimaja)

Solopos.com, JAKARTA — DKI Jakarta mengalami lonjakan kasus baru positif Covid-19 hanya sehari setelah kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi. Namun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menampik adanya lonjakan kasus pada Selasa (9/6/2020) itu.

Data yang dirilis di laman corona.jakarta.go.id hingga Selasa sore, total pasien Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 8.276 orang. Artinya, ada penambahan 234 kasus baru di Ibu Kota. Jumlah kasus baru pada Selasa ini merupakan rekor tertinggi baru sejak 2 Maret 2020 lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Daftar 100 Negara Teraman dari Covid-19, Indonesia Posisi Buncit

Ironisnya, lonjakan kasus baru positif Covid-19 di Jakarta ini terjadi saat penerapan PSBB transisi--istilah yang baru saja diperkenalkan Anies Baswedan. Dalam PSBB transisi, semestinya jumlah kasus bisa ditekan sebagai fase persiapan menuju new normal yang gencar didorong pemerintah pusat.

Meski nyata-nyata terjadi lonjakan, Anies mengklaim sebaliknya, yakni tak ada lonjakan. Anies berdalih laporan kasus Covid-19 di DKI Jakarta saat ini berasal dari rapelan atau penggabungan sejumlah rumah sakit. Selain itu berasal dari kegiatan penelusuran kontak oleh pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas).

Pandemi Covid-19, Niat Warga Solo Menikah Tetap Tinggi

“Tidak ada lonjakan angka [ kasus baru Covid-19 Jakarta ] pada hari ini, 243 kasus itu merupakan 40 rapelan rumah sakit. Jadi yang benar itu ada 194. Sementara 113 dari pasien,” kata Anies saat memberi keterangan di Indonesia Lawyer Club (ILC), Jakarta, Selasa (9/6/2020) malam.

Anies menguraikan sisanya diperoleh dari kegiatan aktif puskesmas yang ada di DKI Jakarta untuk melakukan penelusuran kasus positif. “Jadi saat ini puskesmas kita gencar melakukan active case finding sehingga bisa melakukan pengobatan,” ujarnya.

3 Hari Salatiga Nol Kasus Baru Covid-19, Pasien Sembuh 48%

OTG Jadi Alasan

Bahkan, dia menggarisbawahi bahwa 44 persen kasus positif Covid-19 yang ditemukan saat ini berasal dari Orang Tanpa Gejala atau OTG. Padahal baik OTG maupun bergejala sama-sama terinfeksi virus. Tapi ini menjadi alasan Anies untuk membantah terjadi lonjakan kasus baru positif Covid-19 di Jakarta.

“Selama proses transisi ini, kegiatan kesehatan Pemprov DKI kerjanya lebih besar. Kita sekarang tidak lagi menunggu orang datang sekarang ofensif melakukan penelusuran kontak,” katanya.

Selandia Baru Bebas Kasus Covid-19 Tanpa Pembatasan Sosial, Ini Kuncinya

Dengan penambahan tersebut, kasus positif virus corona di DKI Jakarta mencapai 8.355 orang per 9 Juni 2020. Selain lonjakan kasus baru positif Covid-19, Jakarta juga mencatatkan kasus sembuh sebanyak 3.371 orang. Sedangkan kasus kematian bertambah 4 orang menjadi 533 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya