SOLOPOS.COM - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto. (Antara/Sigid Kurniawan)

Solopos.com, SOLO -- Jumlah kasus baru positif Covid-19 di Indonesia pada Selasa (9/6/2020) mencapai rekor tertinggi baru sejak 2 Maret 2020. Jika sebelumnya jumlah tertinggi masih di angka 900-an, kini jumlah kasus baru telah tembus angka 1.000.

Data yang dirilis pemerintah pada Senin sore menunjukkan jumlah kasus baru positif Covid-19 mencapai 1.043 kasus. Angka tertebut menunjukkan tren penambahan kasus yang terus meningkat dalam tiga hari terakhir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Longgar! Pesawat Boleh Angkut 70% Penumpang, Tak Perlu Tes PCR

Rekor kasus baru positif Covid-19 di Indonesia ini terjadi dua pekan setelah libur Lebaran 2020 yang sebelumnya diwarnai arus mudik. Seperti diberitakan Solopos.com sebelumnya, anjuran untuk tidak mudik dan tidak melakukan halalbihalal tatap muka banyak dilanggar.

Ekspedisi Mudik 2024

Padahal pada libur Lebaran lalu, yaitu 24, 25, dan 26 Mei, jumlah kasus baru positif Covid-19 sempat menurun. Pada 24 Mei sebanyak 256 kasus, 25 Mei 479 kasus, dan 26 Mei sebanyak 415 kasus.

Kematian Pasien Covid-19 Solo, Ada Penyakit Penyerta atau Riwayat Merokok

Jumlah kasus baru positif Covid-19 Indonesia yang mencapai rekor baru ini juga menunjukkan ada masalah besar dalam penerapan new normal. Bahkan sebelumnya pakar kesehatan masyarakat memperingatkan pemerintah bahwa pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tidak tepat.

Langkah pemerintah Indonesia mempercepat pembukaan kegiatan ekonomi melalui new normal dinilai tidak tepat. Ini terutama karena kapasitas tes Covid-19 yang rendah. Indonesia belum memenuhi syarat WHO untuk menerapkan new normal itu.

Pakar: Kapasitas Tes Covid-19 Rendah, Indonesia Tak Layak New Normal

Sebelum rekor baru jumlah kasus baru positif Covid-19 Indonesia hari ini, sejumlah daerah resmi melakukan pelonggaran PSBB. Bahkan Surabaya yang menjadi zona hitam sudah mengakhiri PSBB. Sejumlah pakar kesehatan masyarakat menilai pemerintah belum mampu memenuhi seluruh kriteria yang diwajibkan WHO ihwal pelonggaran PSBB.

Kapasitas Tes Sangat Rendah

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 seharusnya memiliki kapasitas tes laboratorium yang cukup dan memiliki strategi tes yang jelas. WHO mensyaratkan Indonesia memiliki kapasitas 3.500 tes per 1 juta penduduk jika hendak menerapkan new normal di tengah pandemi Covid-19.

Warga Ogah Online, Antrean Mengular di Disdukcapil Solo

Selain rekor jumlah kasus baru positif Covid-19, Indonesia justru masih dihadapkan pada minimnya kapasitas tes. Hingga Selasa ini, Indonesia baru melaksanakan total 429.161 tes atau baru 1.570 tes tiap 1 juta populasi. Angka yang sangat jauh dari standar WHO, yaitu 1 tes : 1.000 populasi.

Angka itu jauh di bawah target Presiden Joko Widodo, dari 10.000 spesimen menjadi 20.000 spesimen per harinya. Dewan Pakar Ikatan Ahli Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra berpendapat fase new normal lebih tepat diterapkan pada pertengahan Juli.

Pemprov Jateng Izinkan Sekolah Dibuka, Tapi Cuma di 2 Daerah Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya