SOLOPOS.COM - PERTEMUAN DUA RAJA--PB XII Hangabehi bersama Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung (KGPHPA) Tedjowulan menujukkan nota kesepahaman disaksikan Walikota Solo Joko Widodo dan Wakil Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo beserta Muspida Kota Solo saat berlangsungnya penandatanganan nota kesepahaman yang menandai persemian rekonsiliasi antara antara dua raja di Balaikota Solo, Kamis (24/5/2012). Pertemuan tersebut sebagai simbol berakhirnya dualisme raja Keraton Kasunanan Surakarta. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

PERTEMUAN DUA RAJA--PB XII Hangabehi bersama Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung (KGPHPA) Tedjowulan menujukkan nota kesepahaman disaksikan Walikota Solo Joko Widodo dan Wakil Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo beserta Muspida Kota Solo saat berlangsungnya penandatanganan nota kesepahaman yang menandai persemian rekonsiliasi antara antara dua raja di Balaikota Solo, Kamis (24/5/2012). Pertemuan tersebut sebagai simbol berakhirnya dualisme raja Keraton Kasunanan Surakarta. (Burhan Aris Nugraha/JIBI/SOLOPOS)

SOLO – Suasana haru menyergap saat berlangsungnya penandatanganan nota kesepahaman yang menandai persemian rekonsiliasi antara Paku Buwono XIII Hangabehi dengan Paku Buwono XIII Tedjowulan. Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi seolah tak bisa menahan emosinya dan air matanya pun jatuh saat berpelukan dengan adiknya yang kini bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Panembahan Agung (KGPHPA) Tedjowulan di hadapan pimpinan Muspida dan tokoh masyarakat di lobi Kantor Walikota Kompleks Balaikota Solo, Kamis (24/5/2012).

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Cukup lama kedua kakak beradik itu berpelukan di bawah tatapan mata para tamu undangan yang terpana. Setelah saling melepaskan diri, Hangabehi tertunduk sambil mengusap mata dan wajahnya. Sedangkan air muka Tedjowulan tampak tenang.

Pelukan itu terjadi hanya sesaat setelah penandatangan nota kesepahaman antara kedua petinggi Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat itu oleh Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi). Dalam kesempatan itu, Jokowi menegaskan keterlibatan dirinya maupun Gubernur Jateng, Bibit Waluyo dan sejumlah menteri, sebagai perwakilan dari pemerintah hanya bertujuan untuk merukunkan dua pihak yang berseteru di Keraton Kasunanan.

Jokowi menolak jika itu disebut mengintervensi. “Kami hanya merukunkan, beda dengan intervensi. Kalau intervensi itu seperti yang dilakukan Pemerintah Belanda pada masa penjajahan dengan ikut menentukan siapa yang menjadi raja,” jelas Jokowi.

Saat ditanya apa isi perjanjian yang ditandatanganinya itu, Jokowi mengaku tidak hapal. Yang jelas, setelah pertemuan Minggu (27/5/2012), PB XIII Hangabehi akan mengundang seluruh kerabat Keraton untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di internal mereka. Dalam hal tersebut, Jokowi mengatakan pemerintah tidak akan ikut campur. “Kalau diundang ya datang. Tapi saya berharap mereka bisa menyelesaikannya sendiri,” imbuhnya.

Jokowi juga mengatakan saat acara tingalan jumenengan, 15 Juni mendatang, akan digelar syukuran bagi rakyat di lingkungan Keraton. Pemkot rencananya ikut membantu dengan sebuah acara penghantaran Hangabehi dan Tedjowulan dari balaikota ke keraton.

Hangabehi maupun Tedjowulan sendiri dalam kesempatan silaturahmi itu tak bicara sepatah katapun. Seusai penandatanganan dan saling berpelukan serta pemberian ucapan selamat, keduanya langsung masuk ke dalam ruang kerja Walikota.

Sementara itu, dari pihak organisasi putra dan sentana dalem Keraton Solo, Kusuma Wandawa yang sebelum rekonsiliasi berada di pihak Hangabehi, seperti KGPH Puger, GKR Wandansari alias Mbak Moeng, termasuk putra Hangabehi, KGPH Mangkubumi tak terlihat di antara tamu undangan. Ditanya mengenai hal itu, Jokowi mengatakan mereka sudah dikirimi undangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya