SOLOPOS.COM - Warga nekat belok di celah jalan di antara water barrier di Jl. Slamet Riyadi, tepatnya di sekitar Taman Kota Kelurahan Kerten, Kecamatan Laweyan, Solo, yang sengaja dibuka, Selasa (21/7/2015) sore. Pembukaan barrier atau barikade jalan merupakan tindakan ilegal dan berbahaya. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

Rekayasa lalu lintas dilakukan Dishubkominfo Solo salah satunya dengan memasang pembatas jalan.

Solopos.com, SOLO-Sejumlah warga nekat membuka water barrier atau pembatas jalan di Jl. Slamet Riyadi, tepatnya di sekitar Taman Kota Kelurahan Kerten, Kecamatan Laweyan, Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pantaun solopos.com di Jl. Slamet Riyadi, Rabu (22/7/2015) pagi, barrier yang telah terbuka dimanfaatkan pengguna jalan, khususnya pengendara sepeda motor untuk berbelok, baik memutar arah atau menuju gang yang berada di seberang jalan. Banyaknya pengendara sepeda motor yang mengantre untuk bisa melewati celah jalan di sela-sela barrier membuat arus lalu lintas Jl. Slamet Riyadi macet.

Kasi Pengembangan Komunikasi dan Informasi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Isnan Wihartanto, mengatakan pembukaan barrier di Jl. Slamet Riyadi tanpa seizin Dishubkominfo Solo maupun Satlantas Polres Solo. Menurut dia, pembukaan barrier merupakan tindakan ilegal yang membayakan keselamatan para pengguna jalan.

“Selain berpotensi menimbulkan kemacetan, dibukanya barrier maupun barikade bisa sangat membahayakan pengguna jalan itu sendiri. Mereka yang belok [melalui celah jalan di antara barrier yang dibuka] bisa tertabrak kendaraan dari arah berlawanan atau terseruduk kendaraan dari belakang,” kata Isnan yang tengah bertugas di Rest Area Taman Kota Kerten, Rabu.

Isnan menyampaikan barrier di Jl. Slamet Riyadi cenderung dibuka oleh warga sekitar Laweyan yang hendak memanfaatkan gang-gang kecil atau jalan terobosan. Menurut dia, jarang pemudik atau pengguna jalan dari luar Solo nekat membuka barrier.

Isnan mengatakan petugas Dishubkomifo Solo yang berada di Rest Area kerap menegur warga saat hendak membuka barrier.

“Warga atau pengguna jalan yang akan belok memang harus memutar jalan lebih jauh saat dipasang barrier atau barikade. Tujuan kami bukan menyusahkan mereka. Kami minta pengguna jalan juga peduli dengan pengguna jalan lainnya,” ujar Isnan.

Isnan menjelaskan pemasangan barrier atau barikade di berbagai ruas jalan di Kota Bengawan sudah melalui kajian mendalam oleh tim rekayasa lalu-lintas Dishubkominfo Solo beserta Satlantas Polres Solo.
Menurut dia, barrier atau barikade dipasang untuk mencegah kemacetan jalan, khususnya saat arus mudik dan arus balik Lebaran. Jumlah pengguna jalan selama libur Lebaran, lanjut Isnan, meningkat drastis.

“Sangat berpotensi terjadi kemacetan di berbagi ruas jalan jika tidak dipasang barrier atau barikade. Pengguna jalan asal-asalan belok atau memutar arah secara sembarangan di saat arus lalu-lintas padat merayap. Sementara barrier dan barikade rencananya dipasang sampai H+8 [Minggu, 26/7]. Namun, jika masih diperlukan, bisa juga diperpanjang,” ujar Isnan.

Anggota Staf Bidang Komunikasi dan Informasi Dishubkominfo Solo, Badri, mengatakan pengawasan barrier atau barikade sudah menjadi tanggungjawab petugas khusus yang setiap hari menggelar patroli.

Menurut dia, petugas akan mengembalikan atau menutup kembali barrier atau barikade yang terbuka. Badri meminta warga juga turut membantu melakukan pengawasan terhadap penataan barrier dan barikade.

“Pernah ada warga yang meminta barrier dibuka. Tidak hanya di Jl. Slamet Riyadi, tapi juga di Jl. Yos Sudarso. Kami jelas menolak. Lebih baik kami dikecam satu orang atau dua orang dari pada ada ratusan warga yang terancam keselamatan setelah barrier atau barikade dibuka,” ujar Badri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya