SOLOPOS.COM - Joko Widodo alias Jokowi (JIBI/Bisnis/Alby Albahi)

Solopos.com, SOLO–Modal wajah tampang ndesa, itulah Jokowi, yang justru bisa menjadi modal dan mudah dikenal masyarakat desa maupun kota. Itulah pula yang barangkali menyebabkan masyarakat tergerak memilihnya sehingga memenangkan Pilpres 2014 ini. Lebih-lebih gaya penuturannya yang bersahaja, tenang, sederhana, dan merakyat.

Keluarga Jokowi memang berasal dari desa. Sebelum pilpres, keluarga Jokowi melakukan napak tilas mengunjungi daerah muasal tempat kelahiran almarhum ayah Jokowi, Notomihardjo, di Dukuh Kauman RT 003/RW 001 Desa Kranggan, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pada Sabtu (14/6/2014), sebelum mulai kampanye, Jokowi pun menyempatkan diri berziarah ke makam almarhum ayahnya sekaligus mengunjungi kerabat di tanah kelahiran ayahnya. Sesampai di makam sang ayah yang meninggal pada 2000, Jokowi duduk bersila tak jauh dari hadapan makam ayahnya dan memanjatkan doa kemudian menaburkan bunga di pusara ayahandanya.

Untuk diketahui, ayah Jokowi, almarhum Notomihardjo meninggal pada usia 60 tahun. Notomihardjo lahir pada 30 Desember 1940 dan wafat 23 Juli 2000. Setelah sekitar 15 menit mengunjungi makam ayahnya, Jokowi segera meninggalkan tempat itu untuk berkampanye di Jebres, Solo.

Ekspedisi Mudik 2024

Saat keluarga Jokowi dari Solo datang ke Kranggan, Gondangrejo, Karanganyar, Minggu (22/6), disambut paman Jokowi yakni Wahyono. Rumah ini dulunya tempat tinggal kakek Jokowi, Lamidi Wirjo Mihardjo. Rombongan keluarga Jokowi terdiri atas ibunda Jokowi, Hj Sujiatmi dan tiga orang adinda Jokowi diterima keluarga sang paman.

“Jokowi wong ndesa, bukan dari Singapura atau pun keturunan China,” ujar sang paman, Wahyono kepada ratusan warga yang hadir di situ.
Wahyono menuturkan silsilah keluarganya. Lamidi Wirjo Mihardjo (kakek Jokowi) dulu Kepala Desa Kranggan yang menjabat lebih dari 30 tahun. Rumah ini dulu dihuni Lamidi bersama sang istri, Painem, dikaruniai lima putra.

Putra pertama, Wijayatno menikah dengan Sujiatmi, anak pedagang kayu di Gumukrejo, Kelurahan Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Boyolali bernama Wirorejo dan pasangannya Sani. Sesuai tradisi masyarakat pedesaan, setelah menikah nama Wijayatno menjadi Notomihardjo. Dari pernikahan ini lahir empat orang putra: H. Joko Widodo (Jokowi), Hj. Sriyatin, Hj. Idayati dan Hj. Titik Ritawati.

Ibunda Jokowi, Sujiatmi menuturkan napak tilas dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kebenaran muasal Jokowi. Pihaknya merasa terusik dengan kampanye hitam yang menyebutkan Jokowi berasal dari Singapura. “Jokowi sampai sekarang sering ke sini. Ini rumah kakeknya ya di sini. Tiap tahun nyekar ke sini,” tegasnya.

Tidur di Kontrakan

Tidur di Kontrakan

Salah satu warga Kranggan, Widodo Prasetyo, membenarkan Notomihardjo atau dulu bernama Wijayatno merupakan warga asli Kranggan. Dirinya bersama warga lainnya berharap Jokowi menang dan menjadi presiden RI. “Kami sangat bangga. Kami berharap Jokowi menjadi presiden. Dia orangnya jujur, lugu, dan merakyat,” tuturnya.

Keluarga Jokowi sempat berpindah-pindah tempat tinggal karena digusur sampai tiga kali, dan akhirnya kini menetap di Kelurahan Sumber, Banjarsari, Solo. Masa kecil Jokowi bernama Mulyono. Dengan kesulitan hidup yang dialaminya, Jokowi kecil membanting tulang membantu orang tua bekerja sebagai kuli panggul, dan pernah menjadi tukang ojek payung. Itu dilakukan sekadar untuk keperluan sekolah dan uang jajan. Saat anak-anak lain ke sekolah naik sepeda, ia berjalan kaki.

Mewarisi keahlian orangtuanya, pada usia 12 tahun, Jokowi mulai menekuni jadi tukang kayu. Karena keahlian inilah yang barangkali memilih kuliah di Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta.

Sementara, tempat Jokowi memulai usaha mebel tahun 1991 di Sekip, Kadipiro, Banjarsari, Solo menjadi kenangan tersendiri bagi Sarjoko, 51, karyawan yang biasa menemaninya.

Dikisahkan, tidur di ranjang sebuah kontrakan di daerah Sekip, Kadipiro, ini sering dilakukan Jokowi. Di situ Jokowi sering menunggu jemputan dari sopir truk yang akan mengantarnya ke Pulo Gadung, Jakarta. Pukul 20.00 WIB Jokowi sudah berada pada posisi siap tidur. Jokowi mempersiapkan diri mengisi tenaga sebelum berangkat mengirimkan kursi-kursi buatan pabriknya itu.

Sarjoko, salah satu dari enam karyawan yang dimiliki Jokowi saat itu, biasa menjadi orang yang diminta menemani tidur sekaligus melanjutkan ke Jakarta. “Bapak saat itu ingin memantau sendiri pengiriman mebel. Biar dekat, jadi dia memutuskan tidur di kontrakan yang saat itu menjadi pabrik produksi kursi-kursi kami,” kata Sarjoko di acara Doa Sahabat untuk Jokowi di depan Pasar Triwindu, Ngarsopuro, Solo, Jumat (6/6).

Empat tahun ia menemani Jokowi merintis karier sebagai pengusaha mebel di Kadipiro itu. “Untuk memastikan tetap terkirim dan bisa ketemu pelanggan di sana (Jakarta dan sekitarnya], Bapak Jokowi selalu ikut rombongan pergi kirim barang pabrik. Tidak tahu kenapa, saya yang selalu diajak pergi,” kata Sarjoko.

Ingatkan 3 Hal

Sarjoko mengatakan Jokowi selalu mengingatkan tiga hal kepada dirinya dan karyawan lain untuk selalu dipegang sebagai prinsip hidup dalam menjalankan usaha. Jokowi selalu menyampaikan petuah itu setiap kali evaluasi dan saat ada kesalahan oleh karyawan.

“Bapak Jokowi enggak pernah marah. Untuk menegur karyawan cukup mengatakan tiga hal. Ingat harga! Ingat kualitas! Dan, ingat waktu. Kalau ada salah satu hal tidak berjalan maksimal, yang rugi bukan satu orang tapi semua karyawan. Perusahaan harus bisa saling bekerja sama dan saling percaya,” ujar Sarjoko sembari sekali-sekali menirukan logat Jokowi.

Tiga hal itu, merurut Sarjoko, memengaruhi kinerja para karwayan. Karyawan diajak kerja sama dengan baik dan dicontohkan sikap Jokowi yang selalu mengajak siapa pun untuk bicara. “1995 Kami mulai bangkit dan menambah jumlah karyawan hingga sampai saat ini,” ujar laki-laki yang kini menjabat mandor di perusahaan Jokowi itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya