SOLOPOS.COM - Djuyoto Suntani dan Astrid Suntani. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO – Nama Djuyoto Suntani kembali ramai diperbincangkan setelah istrinya, Astrid Sulastri, menyatakan siap maju melawan Gibran di Pilkada Solo 2020. Lantas, siapakah sosok Djuyoto sebenarnya?

Djuyoto Suntani saat ini menjabat sebagai President The World Peace Committee, yang diklaim memiliki 202 negara anggota. Saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (10/8/2020), Djuyoto mengatakan The World Peace Committee dibentuk pada 7 Maret 1997 di Basel, Swiss.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ada sembilan tokoh dunia yang mendirikan organisasi itu, termasuk Djuyoto yang berasal dari Jepara, Jawa Tengah.

“Saya pemrakarsa. Setelah kami dirikan, semua kepala negara kami surati untuk jadi anggota. Waktu itu ada Bill Clinton, Gorbachev, Mandela, Simon Perez dan sebagainya. Mereka jadi anggota awal. Tapi saat ini banyak yang sudah meninggal,” ujar dia.

Siap Lawan Gibran di Pilkada Solo 2020, Ini 9 Strategi Genius Astrid Suntani

Djuyoto Suntani menjelaskan The World Peace Committee didirikan untuk menciptakan satu peradaban Bumi. Semua makhluk Bumi adalah satu keluarga yang saling menyayangi. WPC juga aktif dalam mendamaikan berbagai sengketa antar-negara.

“Saat ini saya founder dan presiden. Mereka [pendiri lainnya] sibuk-sibuk, saya nganggur, enggak apa-apa lah saya yang bergerak melayani umat manusia di dunia. Kami menyelesaikan semua konflik di dunia. Tapi yang dimediakan orang barat,” tutur dia.

Mendamaikan Dunia

Djuyoto Suntani mencontohkan kerja WPC dalam menyelesaikan konflik antara pemerintahan Kolombia dengan kelompok pemberontak FARC. Saat itu dia mengaku menaruh gong perdamaian dunia di Paipa, Kolombia, sebagai simbol persatuan Kolombia.

“Kami juga mendamaikan dua Korea. Kami itu yang sangat kongkret. Karena ada buktinya semua. Tapi diisukan media itu yang membuat orang barat. Karena dalam persepsi dan mindset manusia, orang barat lebih unggul. Padahal tidak,” kata dia.

Pria Ini Dihukum Gantung Usai Hina Nabi Muhammad

Dalam kiprahnya mengajak terciptanya perdamaian di seluruh dunia, WPC telah menaruh banyak gong perdamaian dunia. Seperti di Bali dan Ambon. Di Bali, gong perdamaian diletakkan di lokasi bekas terjadinya aksi terorisme bom bunuh diri.

“Pasca-bom Bali kami bicara dengan Pak SBY, saya bilang di balik musibah ada berkah. Pasti ada rencana besar Tuhan untuk indonesia. Saya lalu pasang gong perdamaian dunia. Saya pasang di lokasi bom Bali untuk menepis isu negatif,” urai dia.

Dulu Cuma Rp20.000, Berapa Bayaran Mbah Minto Klaten Sekarang? 

Isu yang dimaksud Djuyoto Suntani seperti Indonesia sarang terorisme, orang-orang Indonesia terbelakang, dan orang Indonesia suka kekerasan. Djuyoto juga pernah memasang gong perdamaian dunia di Pengli, China. Daerah itu dijuliki kota para dewa.

“Kota para dewa. Ada patung delapan dewa abadi. Saat pidato tanggal 20 Agustus 2004 saya katakan gong perdamaian dunia adalah dewa ke sembilan bangsa China. Dewa ke sembilan berasal dari nusantara atau bangsa Indonesia,” terang dia.

Kisah hidup Djuyoto ada dalam dua buku bertajuk The Spirit of Nusantara: Orang Indonesia Pemersatu Dunia yang terbit pada 2011 dan Mr Djuyoto Suntani, Orang Paling Berpengaruh di Planet Bumi pada 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya