SOLOPOS.COM - Pasangan pengantin, Runner up Putri Indonesia Reisa Kartikasari dan Tedjodiningrat Brotoasmoro menjalani prosesi Pangih di Ndalem Wuryoningratan, Solo, Jumat (9/11/2012). (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)


Pasangan pengantin, runner up Putri Indonesia Reisa Kartikasari dan Tedjodiningrat Brotoasmoro menjalani prosesi Pangih di Ndalem Wuryoningratan, Solo, Jumat (9/11/2012). (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

Runner  Up I Puteri Indonesia 2010,  Kanjeng Mas Ayu Tumenggung (KMAT) Reisa Kartikasari, resmi menjadi isteri , reisa JojoKanjeng Pangeran (KP) Tedjodiningrat Brotoasmoro atau Jojo, setelah menjalani proses akad nikah dengan adat Jawa yang digelar, Jumat (9/11/2012), di nDalem Wuryoningratan Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Akad nikah kedua mempelai yang hanya diikuti kedua keluarga dan kerabat dekat ini berlangsung sakral. Akad nikah juga sangat kental dengan berbagai upacara adat Jawa.  Seperti kirab dengan mengelilingi nDalem Wuryaningratan yang dilakukan sebelum temu manten dan prosesi Tumpak Punjen yang menandakan bahwa pernikahan Reisa adalah pernikahan terakhir di keluarganya karena dia merupakan anak bungsu dari dua bersaudara.

Saat jumpa pers, Jojo, sempat mengatakan bahwa ia dan sang isteri tak bakal menunda-nunda untuk memiliki momongan agar keluarga barunya semakin lengkap.

“Kalau dikasih ya sesegera mungkin. Enggak menunda-nunda,” ucap Jojo saat jumpa pers seusai prosesi ijab qabul dan temu manten.

Seusai semua proses pernikahan kedua pengantin ini bakal kembali dan tinggal di Jakarta. Namun, Jojo mengaku tak melarang sang isteri untuk kembali bekerja meski mereka sudah resmi menikah.  “Ya nanti terserah Mbak Reisanya gimana. Saya serahkan sepenuhnya,” tambah lelaki yang merupakan pengusaha migas ini.

Dinikahkan oleh ayah Reisa, Agus Bahagianto, Jojo dan Reisa yang saat itu tidak duduk dalam satu kursi tak nampak tegang. Namun, saat mengucapkan ijab qobul, Jojo sempat mengulangnya sekali.

Bertindak sebagai saksi mempelai pria adalah pengusaha sekaligus mantan Wakil MPR RI periode 1999-2004,  Oesman Sapta Odang. Sedangkan saksi dari mempelai wanita adalah Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Panembahan Agung Tedjowulan.  Mas kawin yang diberikan ialah logam mulia seberat 99 gram yang menurut Jojo bermakna asmaul husna atau 99 nama Allah.

“Saya menikah karena Allah, inginnya ya jadi keluarga sakinah, mawadah, warohmah. Angka 99 juga  berarti tanggal sembilan, trus sembilan ditambah sembilan delapan belas. Satu ditambah delapan jadi sembilan,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya