Solo (Espos)–Kandasnya rencana rehab dan pembangunan museum Radya Pustaka tahun 2010 ini sangat disesalkan komite museum tertua di Indonesia itu. Pasalnya, tertundanya pembangunan museum tersebut akan membuat puluhan koleksi museum terbengkalai di luar.
Bahkan, rencana pengelolaan puluhan arca yang kini berada di kediaman almarhum Go Tic Swan bakal kembali kandas digelar tahun ini. “Lihat sendiri, bagaimana sesaknya museum. Ruang perpustakaannya saja yang sempit membuat pengunjung harus rela bergiliran masuk. Belum lagi arca-arca yang di luar museum,” kata Ketua Komite Radya Pustaka, Winarso Kalinggo kepada Espos, Kamis (10/6).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Kalinggo mengaku kecewa dengan tertundanya rehab pembangunan meseum tersebut. Pasalnya, sesuai dengan pembahasan bersama telah ditentukan bersama bahwa anggaran yang dibutuhkan ialah Rp 2,4 miliar. “Kalau tertunda lagi, ya apa alasannya Padahal, sudah sangat mendesak untuk direhab,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tata Ruang Kota (DTRK), Yob S Nugroho menjelaskan, tertundanya penganggaran untuk rehab Museum Radya Pustaka tahun 2010 ini karena adanya sejumlah permasalahan. Permasalahan itu antara lain, soal status pengelolaan Museum Radya Pustaka yang harus diperjelas.
Di sisi lain, juga manajemen pengelolaannya. “Alasan seperti ini memang wajar dipertanyakan oleh pusat. Pasalnya, anggaran yang akan dicairkan itu memanmg musti sudah terbaca jelas siapa pengelola dan manajemennya bagaimana,” paparnya.
Meski demikian, pihaknya memastikan anggaran tahun 2011 nanti, pemerintah pusat akan menyetujui anggaran dalam APBN 2010. Terkait itulah, saat ini Pemkot akan membenahi dan mempertegas status Radya Pustaka agar tak memicu persoalan di kemudian hari.
asa
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
