SOLOPOS.COM - Ilustrasi Bangunan Mangkrak (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi Bangunan Mangkrak (Dok/JIBI/Solopos)

Ilustrasi Bangunan Mangkrak (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO — Lebih dari sepuluh bangunan bekas sekolah dasar (SD) hasil regrouping oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukoharjo, terbengkalai atau mangkrak, beberapa tahun terakhir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo, Bambang Sutrisno, saat ditemui Solopos.com, akhir pekan kemarin, di Kompleks Setda Kabupaten Sukoharjo.  Menurut dia, bangunan-bangunan tersebut tidak lagi menjadi tanggung jawab Disdik setelah regrouping. “Jumlahnya lebih dari 10 bangunan. Semuanya dalam kondisi mangkrak, ” katanya.

Ekspedisi Mudik 2024

Padahal, Bambang menjelaskan, masyarakat bisa memanfaatkan bangunan yang kini dikelola oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Sukoharjo itu.

“Bila memang ada yang ingin memanfaatkan bisa saja. Silakan ajukan permohonan kepada pengelola aset. Disdik sudah tidak berwenang lagi dalam pemanfaatan aset seperti ini.”

Bambang mencontohkan bangunan bekas SD yang mangkrak yaitu dua sekolah berada di Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol dan dua sekolah di Ngasinan, Kecamatan Bulu. Lebih lanjut Bambang mengungkapkan, saat ini ada 55 SD di Kota Makmur yang perlu di-regrouping. Sebanyak 55 sekolah tersebut tersebar di 17 kecamatan di Sukoharjo.

Proses regrouping akan dilakukan oleh tim gabungan yang dipimpin oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sukoharjo, Joko Sutarto. Namun tim tersebut sedang menunggu legalisasi dari Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya. Tim lintas sektoral tersebut bertugas mengkaji proses regrouping 55 SD. Menurut Bambang, tim tersebut terdiri juga unsur pemerintah kecamatan dan desa. Camat akan bertindak sebagai pimpinan tingkat kecamatan. “Struktur organisasinya begitu,” tambah dia.

Tim bertanggung jawab terhadap teknis regrouping 55 SD. Yang paling utama supaya tujuan regrouping yaitu efektivitas penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. “Jumlah murid SD yang akan di-regrouping ini tidak lebih dari 60 anak. Semoga jadi lebih efektif,” harapnya. Terpisah, Camat Baki, Joko Indrianto, mengungkapkan tidak ada SD di wilayahnya yang kekurangan murid. Dia mengaku belum tahu keberadaan bangunan bekas SD yang mangkrak setelah di-regrouping. “Tapi untuk lebih jelasnya bisa ke UPTD Pendidikan,” sarannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya