SOLOPOS.COM - Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu (kedua dari kiri), Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Wahyu Winarto (kedua dari kanan), dan Pengamat Pemerintahan dari Universitas Diponegoro Semarang, Teguh Yuwono (kanan). (Ponco Wiyono-Solopos.com)

Solopos.com, SEMARANG – Pengamat Pemerintahan dari Universitas Diponegoro Semarang, Teguh Yuwono, mengatakan kendati capaian indeks pembangunan manusia (IPM) Kota Semarang cenderung stabil namun itu tidak boleh membuat terlena pemangku kebijakan.

Kota Semarang menutup tahun 2022 ini dengan torehan IPM tertinggi nomor dua se-Jawa Tengah. Teguh mengatakan kota-kota lain juga terus melakukan perbaikan sehingga ada peluang Kota Lumpia terlempar dari papan atas jajaran kota dengan IPM terbaik.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Teguh hadir menjadi salah satu pembicara dalam Forum Group Discussion (FGD) bertajuk Menagih Janji Semarang Semakin Hebat yang digelar Forum Wartawan Kota (Forwarkot) Semarang di Toko Oen, Jalan Pemuda Semarang, Rabu (28/12/2022). Hadir pula dalam acara tersebut Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu, dan Wakil Ketua DPRD Kota Semarang, Wahyoe Winarto, atau yang karib disapa Liluk.

Acara ini digelar untuk merefleksi target dan capaian Pemkot Semarang sepanjang 2022.

Teguh mengatakan, pemerintah sebaiknya tidak hanya melakukan pembangunan fisik, namun juga melakukan peningkatan mutu masyarakat sebagai sumber daya manusia (SDM) milik kota. “Kalau penananganan rob itu kan memang karena alam. Tapi tantangan sebenarnya adalah bagaimana membuat masyarakat tidak perlu antre mengurus KTP,” jelasnya.

Baca juga: Asyik, Kota Semarang dapat Sumbangan 3 Sepeda Listrik buat Patroli Kota Lama

Mewujudkan kota dengan IPM terbaik, Teguh mengatakan, memerlukan kolaborasi antara pemerintah, birokrat, masyarakat, pengusaha, dan media. Namun menurut Teguh, dari kesemuanya Wali Kota menjadi penentu kebijakan sehingga ia menuntut Wali Kota untuk memegang komando.

“Sebab kalau tidak satu komando bisa bubrah. Wali Kota juga harus seperti sosok Astha Brata yang memiliki delapan wajah. Ada saatnya jadi air yang ngademi, ada saatnya jadi api,” sambung Teguh.

Warning

Ia pun memberikan warning kepada Pemkot Semarang agar merapatkan barisan demi mewujudkan kota yang masyarakatnya memiliki SDM berdaya saing. “Semarang tiga tahun terakhir selalu ranking satu sebelum tergeser Solo, kemudian kali ini Salatiga. Ke depan sebaiknya harus ada peningkatan di sisi pendidikan, kesehatan, grade puskesmas-puskesmas ditingkatkan,” jelas Teguh.

Baca juga: Salatiga Kembali Catat IPM Tertinggi di Jateng

Sementara Hevearita atau Ita mengatakan, selama tahun 2022 Pemkot Semarang menggangarkan sekitar Rp1,4 triliun untuk infrastruktur, seperti peningkatan taman kota dan revitalisasi Kota Lama yang anggarannya didapatkan dari pemerintah pusat yakni lebih dari Rp200 miliar. Selaini itu juga normalisasi Kali Bringin dan pembangunan jalan protokol.

Sedangkan untuk pembangunan site pile yang sudah dilelangkan November lalu, Ita menyebut proyeknya akan dikerjakan pada Januari 2023. “Target kami site pile akan rampung sebelum satu tahun,” bebernya.

Sementara Wahyoe “Liluk” Winarto mengatakan, pihaknya menilai meski semua program pembangunan Pemkot sudah tercapai seperti yang direncanakan, namun masih ada sedikit pekerjaan rumah. “Yakni dalam mengurangi dampak rob, dan banjir. Kalau terkait penganggaran anggaran APBD kota Semarang hampir semuanya terserap, dan menyasar masyarakat,” tutur Liluk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya