Referendum Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa.
Solopos.com, LONDON – Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengundurkan diri setelah referendum memutuskan negaranya keluar dari Uni Eropa (UE), Jumat (24/6/2016).
Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital
Ia yang menginginkan Inggris tetap bergabung dengan UE, bakal meletakkan jabatan pada Oktober mendatang. Hasil referendum yang digelar, Kamis (23/6/2016), menunjukkan 52 persen suara memilih “Leave” , sementara 48 persen lainnya “Remain”.
“Rakyat Inggris telah membuat keputusan yang jelas untuk mengambil jalan yang berbeda dan karena itu saya pikir negara ini membutuhkan penyegaran dalam kepemimpinan atas arah [keputusan] tersebut. Saya tidak berpikir itu akan tepat bagi saya untuk menjadi kapten yang mengemudikan negara kita ke tujuan selanjutnya,” tuturnya pria berusia 49 tahun itu di luar kantornya di Downing Street, London.
Ia yang membuat penyataan didampingi istrinya, mengungkapkan telah memberitahu Ratu Elizabeth mengenai keputusannya tersebut. Cameron tidak memberitahu kapan tepatnya pengunduran dirinya, namun ia menuturkan harus ada pemimpin baru pada Oktober.
Cameron mulai menjabat pada 2010, ia kembali terpilih menjadi perdana menteri pada Mei lalu dan sedianya menempati jabatan tersebut hingga 2020.
“Saya mencintai negara ini dan merasa terhormat menjadi Perdana Menteri selama enam tahun terakhir. Saya akan melakukan melakukan apapun yang saya bisa ke depannya untuk membantu negara besar ini sukses,” pungkasnya.
Sementara terkait referendum tersebut, Pemimpin UE, Donald Tusk, pada Jumat, mengatakan telah bersiap untuk hasil seperti itu. “Hari ini, atas nama 27 pemimpin saya dapat mengatakan kami bertekad untuk menjaga persatuan kami dengan 27 [anggota],” kata Tusk.