SOLOPOS.COM - Ruang pertemuan RMB di Jalan Urip Sumoharjo 51 Jogja. (Harian Jogja-Abdul Hamied Razak)

Red Mountain Building menjadi ruang pertemuan murah di Jogja mengusung konsep seni

Harianjogja.com, JOGJA- Ruang pertemuan komersial untuk kalangan menengah ke bawah dan ekonomis masih minim di Jogja. Padahal secara bisnis, segmen pasar menengah ke bawah dinilai menjanjikan. Peluang itupun dilirik oleh manajemen Red Mountain Building (RMB) Jogja.

Promosi Desa BRILiaN 2024 Resmi Diluncurkan, Yuk Cek Syarat dan Ketentuannya

Owner RMB Hendrik mengatakan, selama ini kegiatan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) selalu digelar di hotel-hotel atau ruang pertemuan yang mewah. Kondisi tersebut, katanya, tidak membuka ruang bagi kalangan mahasiswa ataupun menengah ke bawah untuk menggelar kegiatan tertentu.

“Kami ingin semua orang bisa menggelar kegiatan dengan konsep mewah, harga terjangkau. RMB hadir dengan sistem sewa yang bisa dinego. Yang pasti, tarif sewanya 60 persen lebih murah dari ruang pertemuan di hotel-hotel,” kata pemilik AA Kain Kiloan itu kepada wartawan, Kamis (22/10/2015).

Untuk menarik peminat, RMB yang berada kawasan Jalan Urip Sumoharjo 51 Jogja ini berkonsep ruangan seni yang berkonsep artistik fashion. Selain kecintaannya dengan budaya Jawa, ia ingin mengangkat nilai-nilai budaya Jogja.

Tak tanggung-tanggung, pihaknya menggandeng sejumlah seniman untuk membuat ruang pertemuan yang artistik fashion khas Jogja.

Hendrik menambahkan, RMB sengaja ditawarkan di Jogja karena kota ini terkenal sebagai kota tujuan wisatawan. “Wisatawan yang datang selain berwisata, biasanya mereka juga sering melakukan meeting atau pertemuan-pertemuan lain. Gedung serbaguna yang mampu menampung 200-300 orang ini menjadi alternatif untuk mengakomodasi keiingian tersebut,” ujar Hendrik.

Sementara, Art Director RMB Tri ‘trio’ Adiwijoyo menambahkan, ruangan pertemuan tersebut seluruh dindingnya ditutupi dengan kain dijadikan sebagai media untuk melukis. Tri menamai konsep ini merupakan kolaborasi seni artistik dengan fashion.

“Kami mengambil konsep lukisan tentang Kebhinekaan ruang dengan dekorasi natural. Selain itu juga adanya Kebhinnekaan aneka flora fauna kemudian ditambah beberapa siluet-siluet bangunan tradisional. Tak lupa kami menampilkan gambaran Tugu Jogja sebagai ciri khas,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya