BANTUL–Masalah pengelolaan lahan parkir di Stadion Sultan Agung (SA) diduga menjadi pemicu awal terjadinya ketegangan antara sebagian warga Dusun Pacar, Timbulharjo, Sewon dan Dusun Jejeran, Wonokromo, Pleret, Minggu (4/11/2012) malam.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Ditemui di Polsek Pleret, Senin (5/11/2012), Kasat Binmas Polres Bantul AKP Bartolomeus Muryanto mengungkapkan, dalam kurun satu tahun ini, gesekan serupa sudah dua kali terjadi antara sebagian warga di dua dusun yang berdampingan itu.
“Yang namanya stadion, pasti ada parkir. Kalau tidak dikelola dengan baik bisa muncul masalah,” kata Kasat Binmas yang resmi menjabat sejak Kamis (1/11/2012) itu. Sementara, Stadion SA berdiri di sebagian wilayah Kecamatan Sewon, Pleret, dan Jetis.
Sesuai instruksi Kapolres Bantul AKBP Dewi Hartati, Muryanto menjelaskan, ketegangan itu diselesaikan secara musyawarah di Balai Desa Wonokromo, Pleret, kemarin siang. Polres Bantul menjadi mediator karena ketegangan itu melibatkan dua sektor, Sewon dan Pleret.
Menurut mantan Kapolsek Bambanglipuro itu, kedua belah pihak yang bertikai akan diajak berembug dengan kepala dingin. Salah satu bahasannya yaitu seputar pengelolaan lahan parkir Stadion SA agar tidak lagi menjadi rebutan.
Kapolsek Pleret, AKP Heri Suryanto menajelaskan, meski penyerangan terjadi di salah satu RT (Rukun Tetangga) Dusun Pacar yang masuk wilayah Pleret, proses mediasi tetap melibatkan Polsek Sewon. Sebab, sebagian besar Dusun Pacar termasuk dalam wilayah hukum Polsek Sewon.
“Dalam serangkaian peristiwa itu, ada dua laporan penganiayaan. Korban pertama, Sarkim, 38, warga Desa Selopamioro, Imogiri. Korban kedua, Febrian Ramadani, 18, warga Dusun Pandes, Panggungharjo, Sewon,” imbuh Heri.