SOLOPOS.COM - Mario Suryo Aji, juara umum kelas Pemula kategori Honda bebek 125 cc di Seri terakhir Honda Dream Cup 2016, di Gor Satria Purwokerto, Jawa Tengah, Minggu (27/11/2016). (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Honda Dream Cup 2016 menjadi ajang unjuk gigi pembalap muda Mario Suryo Aji

Harianjogja.com, PURWOKERTO-Pembalap muda Mario Suryo Aji, 13, berhasil unjuk keberanian dengan merajai balapan tiga kelas pemula di Honda Dream Cup 2016 di Gor Satria Purwokerto, Jawa Tengah, pada Minggu  (27/11/2016) siang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hasil ini tak lantas membuatnya puas. Dia ingin melanjutkan jenjang karir balapan di tingkat Asia. Terlebih Mario juga ingin mewujudkan mimpinya untuk berlaga di tingkat dunia, seperti halnya Marc Marques, sang idola.

“Kerja keras, dan tetap semangat untuk menjadi juara,” kata Mario.

Semangat Mario itu kian terpacu berkat dukungan orang tuanya. Dia bercerita bahwa bakat dan motivasinya sebagai pembalap mulanya adalah dari ayahnya yang merupkan seorang pembalap motor trail.

Mario Suryo Aji, juara umum kelas Pemula kategori Honda bebek 125 cc di Seri terakhir Honda Dream Cup 2016, di Gor Satria Purwokerto, Jawa Tengah, Minggu (27/11/2016). (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Mario Suryo Aji, juara umum kelas Pemula kategori Honda bebek 125 cc di Seri terakhir Honda Dream Cup 2016, di Gor Satria Purwokerto, Jawa Tengah, Minggu (27/11/2016). (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Kedua orang tua Mario memang tak selalu menemani Mario saat bertanding. Bahkan dia sudah tak ingat kapan terakhir kali kedua orang tuanya melihatnya langsung saat balapan. Namun hal itu baginya bukan menjadi masalah. “Orang tua sudah enggak khawatir lagi karena sudah terbiasa balapan,” katanya.

Keberanian dan bakat Mario dalam memacu kuda besi diakui berkembang oleh Asisten Manajer Tim Honda Sidrap MPM Honda KYT Nisin IRC Trijaya, Dendi Bre. Awalnya dia tak menyangka dalam dua tahun sejak bergabung dengan timnya, perkembangan Mario menjadi sangat pesat.

Awal bergabungnya Mario, Dendi menilai badanya terlalu gemuk untuk ukuran pembalap. Namun dia tak memungkiri dia memiliki talenta dan tekat yang kuat. Hal itu dibuktikan Mario dengan melakukan diet agar dapat memiliki tubuh ideal seorang pembalap.

“Dia itu sebelumnya gemuk, pergerakanya susah. Tapi berkat tekatnya yang kuat, kini badanya sudah turun 12 kilogram,” ujar pria berkepala plontos ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya