SOLOPOS.COM - Pondok Pesantren Roudlotul Solihin Kabpaten Demak mengiringi prosesi misa Natal di Gereja Katolik Mater Dei, Kelurahan Lamper Kidul, Kota Semarang. (Sumber: Antaranews)

Solopos.com, DEMAK — Alat musik rebana merupakan salah satu media yang digunakan untuk menyiarkan agama Islam lewat media musik. Suara tabuhan rebana juga sering diperdengarkan dalam hari-hari besar Islam, seperti Maulud Nabi Muhammad SAW.

Rebana sendiri dikenal sejak lama di Pulau Jawa walau alat musik ini datang dari pengaruh pedagang Arab dan India saat masuk ke Indonesia. Oleh Sunan Kalijaga, Rebana telah dijadikan media dalam syiar agama Islam yang  dikenal pendakwah seniman dan budayawan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Keberadaan rebana ini terus dipertahankan melalui tangan pelaku UMKM di Demak. Mereka meneruskan warisan Sunan Kalijaga dengan memproduksi alat alat musik yang tidak hanya Rebana saja, namun juga bedug dari ukuran besar maupun kecil.

Baca Juga : Rebana Jadi Produk UMKM Ikonik Kabupaten Demak

Ekspedisi Mudik 2024

Mengutip dari Detik.com, Senin (14/6/2021), Kepala SDM Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Demak Dwi Marfiana mengatakan seiring berkembangnya zaman banyak pendakwah Islam yang tadinya hanya memakai wayang, kini dikombinasikan dengan Rebana.

Lomba Rebana Demak Expo
Lomba Rebana Demak Expo (Sumber: Demakkab.go.id)

Marfiana juga mengatakan bahwa kombinasi rebana dan  wayang merupakan metode untuk media pengajaran yang dinilai efektif karena untuk mendidik seseorang itu tidak semudah membalikkan telapak tangan dan hal itu terbukti di mana banyak masyarakat zaman dulu akhirnya tertarik untuk mempelajari agama Islam lebih dalam.

Sementara itu melansir dari situs Demakkab.go.id, sebagai bentuk apresiasi terhadap alat musik peninggalan Kanjeng Sunan Kalijaga ini, Pemkab Demak menggelar lomba memainkan Rebana dan Zippin yang diadakan pada  2 Agustus 2019 silam di Halaman Sanggar Pramuka.

Baca Juga: Tak Hanya SMAN, Magelang Punya 2 SMKN Terbaik Nasional

Lomba yang digelar ini merupakan satu rangkaian acara Demak Expo 2019 dan dalam penyelenggaraannya, pihak panitia berkolaborasi dengan IPNU-IPPNU Kabupaten Demak.  Lomba ini diikuti per kelompok yang terdiri maksimal 15 anggota dengan ketentuan lomba lagu wajib berupa  Sholawat Ahmad Ya Habibi dan satu lagu bebas.

Meskipun erat dengan media syiar agama Islam,  namun pada perayaan Natal pada 25 Desember 2019, suara tabuhan rebana ini juga dikumandakan saat pemain rebana yang berasal dari Pondok Pesantren Roudlotul Solihin Kabupaten Demak mengiringi prosesi misa Natal di Gereja Katolik Mater Dei, Kelurahan Lamper Kidul, Kota Semarang.

Dalam misa  itu, tabuhan rebana mengiringi puluhan anak melantunkan lagu berjudul Nandur Rukun yang menceritakan kerukunan antarumat beragama dan persatuan Indonesia. Lagu-lagu rohani dilantunkan dengan iringan tabuhan rebana ini mengundang decak kagum dan tepuk  tangan bergemuruh dari ribuan warga yang menghadiri misa di gereja tersebut.

Baca Juga : Berwisata Pantai Widuri Pemalang Jangan Lupa Lontong Tempe

Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Solihin, K.H. Abdul Qodir, mengatakan para santrinya ikut memeriahkan perayaan Natal untuk meneguhkan kembali semangat kebersamaan dan keberagaman, selaras dengan visi pesantren untuk mencetak santri inklusif yang mau menerima perbedaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya