SOLOPOS.COM - Para pemain kelompok teater The Migrating Troop saat tampil mementaskan naskah berjudul Di Balik Horizon di Padepokan Bagong Kussudiardjo, Desa Kembaran, Tamantirto, Sabtu (2/11/2013) malam. (JIBI/Harian Jogja/Kurniyanto)

Harianjogja.com, BANTUL–Pasangan suami istri, Pei dan Meilani yang berprofesi sebagai petani garam, dirundung duka karena hasil panenan garam sangat buruk, seiring serangan hama kepiting yang merajalela.

Nasib mereka bertambah malang tatkala buah hati mereka sakit, sehingga mereka tidak mau harus berpikir keras bagaimana mendapatkan uang untuk menyembuhkan anaknya. Bahkan karena putus asa, Pei terpaksa nekat berjudi untuk mendapatkan uang secara cepat. Sayangnya, upaya itu gagal. Pei kalah di meja judi.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

Itulah sepenggal cerita Di Balik Horizon yang dibawakan kelompok teater The Migrating Troop di Padepokan Bagong Kussudihardja, Desa Kembaran, Tamantirto, Sabtu (2/11/2013).

Citra Pratiwi, sutradara peraih Empowering Women Artists 2013 bersama kelompok teater The Migrating Troop kembali mementaskan naskah Di Balik Horizon.

Pementasan itu merupakan pentas kedua, setelah sebelum tampil membawakan naskah yang sama di Festival Teater Jogja (FTJ) yang digelar di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Jl. Sriwedani, pada pertengahan Oktober 2013 lalu.

“Kali ini persiapanya lebih maksimal, baik tata panggung maupun keaktoran,” ujar Citra Pratiwi kepada Harian Jogja, Sabtu (2/11/2013).

Dan benar saja, dalam pentas berdurasi selama 60 menit itu awak The Migrating Troop menyulap panggung menjadi lebih hidup layaknya petani garam yang tinggal di pesisir pantai utara Jawa. Ini terlihat dari butiran pasir pantai yang ditaburkan di lantai pentas. Atau munculnya kincir yang selama ini kerap ditemui di wilayah pesisir.

Yang paling mencolok adalah atmosfir musik yang mengiringi adegan demi adegan para pemain terkesan hidup dan makin menambah suasana. Maklum, musik pengiring memang langsung diciptakan oleh komposer muda berbakat bernama Gardika Gigih Pradipta.

Naskah Di Balik Horizon terispirasi dari cerita pendek karya Gabriel Garcia Marquez berjudul The Man With The Enormous Wings. Berangkat dari kisah-kisah mengenai harapan dan keajaiban pada jiwa-jiwa yang sudah tidak memiliki jawaban akan hidupnya, Citra merangkum dunia pesisir, petani garam, dan mitos-mitos yang berada di dalamnya, menjadi sebuah naskah realis fantasi.

Naskah tersebut merupakan bentuk keprihatinan Citra Pratiwi dalam melihat kehidupan ekonomi petani garam di pesisir utara Jawa yang tidak bisa mengembangkan jerih payah mereka sendiri karena kalah dengan garam impor.

“Padahal garam milik petani pesisir utara Jawa dibuat secara organik dengan hati dan tangan. Berbeda dengan garam impor yang menggunakan bantuan mesin,” kata Citra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya