SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)--Realisasi kredit perumahan rakyat (KPR) sejumlah perbankan di Soloraya hingga triwulan III, telah melampaui target tahunan.

Tingginya potensi pasar, membuat bank tak tanggung-tanggung mematok pertumbuhan KPR tahun 2011 pada angka yang cukup tinggi. Seperti di ICB Bumiputera. Pimpinan ICB Bumiputera Cabang Solo, Deny Himawan, menyampaikan sejak Maret-Oktober 2010, realisasi KPR di ICB Bumiputera Solo sudah 3 kali lebih besar dari target tahunan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jadi, benar-benar sudah over target. Per bulan, kami bisa meraih pertumbuhan untuk KPR rata-rata Rp 5 miliar per bulannya,” tutur Deny, saat ditemui Espos, di Hotel Solo Paragon, Rabu (20/10).

Menurut Deny, KPR merupakan salah satu sektor pembiayaan di ICB Bumiputera yang mengalami pertumbuhan sangat signifikan. Kondisi ekonomi makro dinilai cukup mendukung. Terlebih di tahun ini, lanjutnya, bunga KPR berada pada titik paling rendah, yakni kisaran 8,88% hingga 9,88%.

“Dan di Solo, dominasi pengembang mengembangan perumahan dengan sistem klaster yang dipastikan segmen pasarnya masih sangat luas. Selain itu, rumah bekas pun banyak diminati.” Hanya saja, KPR selalu dibayangi resiko lemahnya kepastian hukum terutama soal kepemilikan sertifikat tanah yang bisa merubah status tanah nasabah sewaktu-waktu.

Deny menambahkan, dari realisasi KPR Rp 5 miliar per bulan, ICB Bumiputera menargetkan pertumbuhan KPR di tahun 2011 bisa mencapai angka 100%. “Khusus untuk KPR saja, jelas targetnya harus bisa tumbuh 100%. Tetapi, ke depan kami juga akan terus evaluasi, karena dipastikan ada tren kenaikan bunga di tahun 2011,” ujar Deni.

Senada disampaikan Pemimpin Sentra Kredit Konsumen Bank Negara Indonesia (BNI) Solo-Jogja, RA Nugi Nugraha MM. Hingga triwulan III 2010, realisasi KPR khusus untuk wilayah Solo sudah mencapai kisaran angka Rp 75 miliar, dari target yang ditetapkan Rp 60 miliar. Jika dibandingkan periode yang sama tahun 2009, telah terjadi pertumbuhan berkisar 50%.

Sementara, untuk dua wilayah yakni Solo dan Jogja, lanjut Nugi, hingga semester I 2010 telah terjadi pertumbuhan KPR kisaran 33% dari periode sama tahun lalu. Realisasinya, mencapai Rp 132 miliar dari target Rp 77 miliar. “Dengan berbagai penawaran khusus bagi nasabah, serta bunga KPR yang cenderung menurun, kami optimis KPR bisa terus mengalami pertumbuhan positif.”

Menurut Nugi, resiko KPR dinilai relatif lebih rendah. “Selain karena jaminannya jelas, pembiayaan juga tidak mencapai 100% dari jaminan. Sasaran utama BNI adalah pemilik rumah pertama, sehingga resiko bisa ditekan. Pemilik rumah pertama biasanya lebih bertanggung jawab.”

Saat ini, KPR di BNI masih didominasi pembiayaan rumah komersil. “Tahun 2011, rencananya BNI sudah bisa menyalurkan kredit rumah bersubsidi melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Pembiayaan (FLPP), yang saat ini proses kerjasama dengan Kementerian Perumahan Rakyat masih digodok.”

haw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya