SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JOGJA—Setelah mengalami penundaan beberapa hari, akhirnya PSS dan Real Mataram benar-benar sepakat untuk merger.

Dari kesepakatan itu Real Mataram berpotensi membawa komitmen dana Rp20 miliar dengan didukung oleh konsorsium sebagai biaya kompetisi dan deposit dana seperti yang disyaratkan oleh PSSI.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Komitmen dana itu akan dipastikan dalam satu dua hari ini. Kami menunggu keputusan dari konsorsium LPI,” kata juru bicara Real Mataram Sri Susilo kepada Harian Jogja, Kamis, (18/8).

Nota kesepahaman antara PSS-Real Mataram berhasil ditandatangani pada Kamis (18/8) dini hari pukul 03.15 WIB. Alotnya proses penandatanganan itu itu mengingat masih adanya penambahan poin-poin yang tercantum dalam MoU. Poin mendasar yang dibicarakan adalah mengenai nama dan konsekuaensi tetap dapat berlaga di kancah kompetisi Pro 1.

“Secara resmi memang kami sudah menyepakati merger itu.  Penandatanganan nota kesepahaman semalam menjadi indikasi lebih seriusnya kami dalam mengambil langkah ini,”  ujar general manager PSS Sleman, R. Djoko Handoyo ketika dihubungi Harian Jogja, Kamis (18/8).

Dalam penandatanganan MoU yang dilakukan di kantor PSS Sleman itu,  tidak serta merta sekaligus membahas poin-poin yang lebih detail seputar langkah ke depan setelah proses kesepakatan ini tercapai. Pihak real akhirnya menyetujui usulan tetap menggunakan nama PSS Sleman sebagai nama tim setelah merger.

“Untuk sementara ini sudah tidak ada lagi masalah lagi dengan persoalan nama tim. Namun itu juga belum final, mengingat kesepakatan itu nantinya juga dibawa ke konsorsium. Jadi yang kemudian berwenang adalah konsorsium, bukan PSS maupun Real Mataram lagi,” tegas pria yang lebih akrab disapa Djohan itu.

Investor

Sri Susilo menambahkan, setelah merger disepakati maka  Mou akan diajukan ke investor anggota konsorsium LPI. MoU itu diajukan sebagai sarat agar dana Rp20 miliar yang merupakan komitmen LPI kepada Real Mataram segera cair.

Dari Rp20  miliar nanti, Rp5 miliar akan digunakan untuk deposit sesuai sarat yang diminta PSSI. Sementara Rp15 miliar sebagai biaya operasional satu musim kompetisi. “MoU merger yang ditandatangani pagi tadi [kemarin] diajukan ke investor sebagai syarat dukungan pembiyaan dari konsorsium LPI,” ujarnya kepada Harian Jogja.

Akibat merger ini pula, lanjut Sri maka secara otomatis pemain dan manajemen Real Mataram digabung dengan PSS Sleman untuk diseleksi  ulang.

Meski telah sepakat merger tapi pihak PSS sendiri tetap melanjutkan proses pengajuan sebuah PT ke Kemenkum HAM. Memang untuk sementara nama PT yang digunakan masih memakai PT. Putra Mataram Sejati. Meski begitu pengajuan PT. Putra Sleman Sembada tetap akan dilakukan.

“Ya tidak akan ada masalah kan meski nanti tetap akan ada dua PT, namun untuk sementara kami tetap ikut PT milik Real sebagai syarat kelengkapan proses verifikasi,” pungkas Djohan.

Sedang CEO Real Mataram Erik Pujoadi mengungkapkan mengenai kesepakatan yang telah tercapai. Sama halnya seperti komentarnya saat memberikan tambahan waktu  untuk penandatanganan MoU itu, ia mengungkapkan harapannya agar itikad baik yang akhirnya tercapai ini membawa kebaikan ke depannya nanti, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan nantinya.

“Ini memang proses yang kurang mulus. Namun dari sini semoga ke depannya malah justru akan membawa kebaikan. Sama halnya dengan orang pacaran, awalnya kurang mulus tapi setelah bersatu malah langgeng selamanya,” ujar Erik.

Kelompok suporter Slemania sendiri memberikan tanggapannya mengenai tercapainya proses ini. Kebetulan saat proses penandatanganan kesepakatan itu mereka menyaksikannya.  “Ini kan masih dalam proses merger karena selanjutnya akan ditentukan oleh konsorsium, ya kami berharap agar proses selanjutnya berjalan sebagaimana mestinya,” ungkap ketua Slemania, Supri Yoko ketika dimintai tanggapan seputar kesepakatan itu.

Yoko melanjutkan, Slemania tetap berharap agar konsorsium tetap mengabulkan tuntutan Slemania untuk tetap menggunakan nama PSS Sleman sebagai nama tim.

Juru bicara LPI, Abi Hasantoso saat dihubungi Harian Jogja mengatakan belum bisa menyebutkan secara rinci apa saja kewajiban-kewajiban kedua pihak setelah merger tersebut. Hal itu nantinya harus dibahas secara detil.

“Kami belum tahu komposisi saham antara keduabelah pihak. Sehingga soal pendanaan kami juga belum bisa menentukan besarnya,” katanya. Yang jelas, lanjut Abi, LPI tidak akan lepas tangan soal dana.

Abi juga menegaskan LPI tetap pada komitmennya untuk memajukan persepakbolaan Indonesia. Sehingga merger dilakukan juga dalam kerangka itu. “Kami juga mendorong pengusaha nasional, daerah bahkan asing untuk ikut dalam pendanaan sepakbola. Agar klub kita bisa berprestasi di tingkat Asia. Tidak hanya ada kompetisi di dalam negeri saja,” katanya.(Harian Jogja/Arif Wahyu, Adhitya Noviardi & Amiruddin Z)

HARJO CETAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya