SOLOPOS.COM - Aparat Satpol PP Sragen mengumpulkan puluhan pelajar yang terjaring operasi di lobi Kantor Satpol PP Sragen untuk pembinaan lebih lanjut, Selasa (31/10/2017). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Razia Sragen digelar dengan sasaran pelajar membolos.

Solopos.com, SRAGEN — Sebanyak 20 pelajar terjaring operasi yang digelar tim gabungan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sragen, Selasa (31/10/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tim yang beranggota 15 orang itu berpatroli menggunakan mobil patroli dan mobil pribadi. Mereka merazia sejumlah tempat bermain game atau play station, mini teater, dan warung warga. Tim bergerak menyisir ke sejumlah lokasi ternyata banyak yang tutup. Hingga akhirnya tim mencurigai sebuah arena play station (PS) di Jl. H.O.S. Cokroaminoto Teguhjajar, Plumbungan, Karangmalang, Sragen.

“Di tempat itu ada sembilan orang yang digelandang ke kantor. Mereka rata-rata pelajar SMK/SMA dan satu orang pelajar SMP. Saat operasi, pemilik [arena] play station itu seperti melindungi mereka karena pintunya dikunci dari dalam,” ujar Kabid Ketentraman, Ketertiban Masyarakat, dan Linmas Satpol PP Sragen, Sugeng Priyono, saat ditemui di sela-sela pembinaan pelajar.

Di sela-sela pembinaan pelajar, datang 10 orang pelajar SMA negeri yang diciduk personel tim gabungan. Mereka ditangkap dari hasil operasi di sebuah warung makan di belakang SMK swasta di wilayah Sragen Kulon.

“Pemilik warungnya juga seperti melindungi pelajar-pelajar itu karena tempat itu sering dijadikan tempat nongkrong para pelajar yang membolos pada jam pelajaran,” tambah Sugeng.

Operasi terakhir dilakukan di kawasan bantaran Sungai Garuda di Kampung Ngledok, Kelurahan Sragen Tengah, Sragen. Tiga pelajar SMP yang sembunyi di rumah kosong kabur melewati jalan tikus, namun tim bisa membekuk satu pelajar berpakaian seragam.

“Para pelajar itu sering mangkal di warung pinggir sungai itu,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.

Ada pula pelajar membawa minuman keras (miras) jenis ciu seperti. Hal itu diakui pelajar asal SMK swasta di Sragen.

Sugeng kemudian memanggil guru atau perwakilan dari pihak sekolah supaya bisa membina anak didiknya. Sugeng sampai mengelus dada karena ada pelajar SMK dibekali nasi bungkus oleh ibunya tapi malah membolos di play station.

Ada pula pelajar SMP swasta yang mengaku sekolah ternyata bermain di play station. “Saya memang dari rumah langsung ke play station itu,” ujar A, pelajar Kelas III SMP swasta di Karangmalang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya