SOLOPOS.COM - Polisi mengecek produk-produk perlengkapan olahraga merek terkenal yang tidak orisinal di Gilingan, Banjarsari, Solo, Kamis (20/7/2017). (M. Feri Setiawan/JIBI/Solopos)

Puluhan toko perlengkapan olahraga di Pasar Klithikan Notoharjo tutup setelah ada razia sehari sebelumnya.

Solopos.com, SOLO — Sedikitnya 20 toko perlengkapan olahraga di Pasar Klithikan Notoharjo, Semanggi, Solo, tutup pada Jumat (21/7/2017) setelah kepolisian merazia sepatu merek Nike palsu di sejumlah pasar tradisional di Kota Solo, Kamis (20/7/2017).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Pasar Klithikan menjadi salah satu sasaran razia tim Subdit Ekonomi Khusus Ditreskrimsus Polda Jateng selain Pasar Ngudi Rejeki di Gilingan, Banjarsari. Di Pasar Notoharjo polisi menyita ratusan produk sepatu bahkan informasinya sempat ada dua pedagang yang diciduk aparat. (Baca juga: Sisir Toko di Solo, Polda Jateng Sita Ratusan Sepatu Nike Palsu)

Seorang tukang parkir di Pasar Klithikan, Rian, menjelaskan tim kepolisian mendatangi Pasar Klithikan pada Kamis siang. “Mereka memeriksa toko-toko di sini terus barang-barang seperti sepatu disita. Tidak hanya sepatu merek Nike KW, tapi informasinya ada Yonex, juga Adidas. Dua pedagang juga kemarin sempat dibawa polisi,” kata Rian tanpa menyebut identitas kedua pedagang tersebut.

Toko olahraga di Pasar Klithikan menempati beberapa blok. Di salah satu blok dekat pintu masuk kendaraan, ada seorang pedagang yang membuka dhasaran tapi hanya menjual sepatu roda.

“Kami semua cari aman dulu. Setidaknya untuk tiga hari ke depan kami enggak akan jualan dulu. Ini saya hanya jual sepatu roda yang enggak ada barang tembakan,” kata pedagang yang enggan disebut namanya itu.

Dia membenarkan ada rekannya yang sempat diciduk polisi. “Tapi buat apa polisi menangkap pedagang kecil kayak kami, wong kami ini juga kulakan. Kalau mau menangkap ya produsennya yang besar,” tutur dia. (Baca juga: Pedagang Pilih Tutup, Konsumen Kesulitan Cari Produk Nike Palsu)

Pedagang tersebut mengatakan setelah razia, para pedagang di Pasar Klithikan khawatir. Mereka memilih tiarap sampai situasi kondusif lagi untuk berdagang. “Bathi mung Rp5.000 lo, kok yo resikone nganti kaya ngene [Untung cuma Rp5.000 lo, kok ta risikonya sampai kayak begini],” tutur dia.

Sementara itu, tidak beroperasinya sejumlah toko olahraga di Pasar Klithikan membuat pengunjung kecele. Seorang pengunjung, Andi, sempat bertanya-tanya kepada tukang parkir atau pedagang di toko lain alasan tutupnya toko-toko olahraga di sana.

“Biasanya saya ke sini pagi pukul 08.00 WIB sudah pada buka, hla ini kok kompak tutup semua. Wah ternyata,” kata Andi yang mengaku pernah berbelanja produk KW.

Lurah Pasar Klithikan Notoharjo, Sumadi, mengaku sering mewanti-wanti pedagang agar memperjualbelikan barang yang baik. “Artinya bukan barang gelap, bukan barang palsu. Pembinaan seperti ini dulu sering kami sampaikan kepada pedagang pakaian bekas, termasuk juga kepada pedagang barang-barang olahraga,” kata Sumadi.

Jika belakangan ada operasi dan penyitaan produk palsu dari kepolisian, menurut Sumadi, itu sudah menjadi kesalahan pedagang. Kepada pedagang onderdil, dia juga meminta untuk tidak menerima barang curian karena bisa kena pasal penadahan.

“Kayak dulu kan Klithikan disebut pasar maling. Kami berupaya memperbaiki image itu, janganlah jual-jual barang curian begitu. Kalau urusan jual sepatu palsu, kami serahkan urusannya ke kepolisian,” ujar Sumadi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya