SOLOPOS.COM - Sekitar 12 pekerja salon dibawa ke Polsek Banjarsari, Selasa (3/5/2016). Polsek Banjasari merazia salon esek-esek di wilayah itu. (Burhan A/JIBI/Solopos)

Razia Solo digelar oleh Polsek Banjarsari.

Solopos.com, SOLO – Polsek Banjarsari Solo menggelar razia atau operasi pemberantasan penyakit masyarakat (pekat). Belasan perempuan pekerja salon di kawasan Srambatan dan Simpang Komplang Banjarsari (bukan puluhan pekerja salon sebagaimana diberitakan: Puluhan Pekerja Salon Terjaring Operasi) diamankan aparat Polsek Banjarsari, Selasa (3/5/2016).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka diamankan lantaran para perempuan tersebut diduga menjalankan bisnis plus-plus dengan kedok jasa potong rambut. Kapolsek Banjarsari, Kompol Wawan Purwanto, mengatakan belasan perempuan pekerja salon tersebut patut diduga menjalankan bisnis plus-plus.

Pasalnya, penampilan mereka sebagai pekerja salon dianggap seksi kurang pantas. “Masak tukang salon berpakaian minim. Lantas bagaimana dengan orang yang mau ke salon?” ujar Wawan saat dihubungi Solopos.com, Selasa (3/5).

Ekspedisi Mudik 2024

Selain pakaian pekerja yang dinilai terlalu vulgar, sambung Wawan, sebagian perempuan pekerja salon tersebut juga tak memiliki bakat potong rambut.

Hal itu terlihat saat petugas meminta mereka mempraktekkan cara memotong rambut yang benar. Ternyata, kata dia, banyak pekerja salon yang tak bisa memotong rambut. “Kan jadi aneh, tukang salon kok enggak bisa motong rambut,” paparnya.

Pria Hidung Belang

Dalam operasi penyakit masyarakat (pekat) itu, polisi sama sekali tak menemukan adanya pria hidung belang di dalam ruangan salon. Polisi hanya menemukan perempuan pekerja salon yang berdandan vulgar dan dinilai kurang pantas.

“Saat ini masih kami data. Jika kami menemukan adanya pelanggaran hukum, seperti menyimpan narkoba atau yang lainnya, ya akan kami proses hukum,” katanya.

Namun, jika tak menemukan adanya pelanggaran hukum, polisi akan melepaskan kembali. Tentu saja, sambungnya, polisi meminta para pekerja salon tersebut tak mengulangi lagi perbuatannya yang gemar berpakaian minim.

“Kami akan minta mereka bikin surat pernyataan agar tak mengulangi lagi,” paparnya.

Operasi pekat tersebut dimulai pukul 15.30 WIB. Operasi rutin itu akan terus dijalankan secara berkala untuk menekan adanya tindak kriminalitas atau pekat.

Khusus soal operasi salon, kata Wawan, pihaknya juga mendapatkan laporan dari warga setempat atas dugaan salon yang disalahgunakan untuk jasa plus-plus. “Ada warga yang menginformasikan hal itu. Namun operasi pekat ini akan tetap kami jalankan secara rutin. Mungkin ke depan tentang miras,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya