SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL–Mencegah kenakalan pelajar tidak cukup hanya dengan melakukan pembinaan dan operasi rutin di dalam lingkungan sekolah. Di Bantul, razia barang-barang terlarang dari kalangan pelajar juga rutin dilakukan di luar lingkungan sekolah.

Hal itu disampaikan Kabid Pendidikan Menengah Atas Dinas Pendidikan Menengah dan Informal (Dikmenof) Bantul, Sukarjo. “Kami rutin melakukan operasi pelajar di sejumlah tempat umum, seperti di objek wisata. Bisa dua kali dalam sebulan,” kata Sukarjo, Selasa (4/12).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selain dari Dinas Pendidikan, Sukarjo menerangkan, operasi itu juga menggandeng petugas dari Kesbangpolinmas, Kemenag, Kejaksaan Negeri, Polres, hingga Satpol PP Bantul. Adapun sasarannya menyeluruh, mulai dari siswa SD, SMP, SMA dan sederajatnya.

Hasil temuan dari sejumlah razia yang dilakukan sepanjang tahun ini cukup mencengangkan. Di samping narkoba dan minuman keras, dari sejumlah siswa juga pernah ditemukan video porno di dalam telepon selular (ponsel) sampai alat kontrasepsi berupa kondom.

Menurut Sukarjo, pihak sekolah sebenarnya mampu menindak siswa yang kedapatan melakukan pelanggaran, mulai dari membawa barang-barang terlarang hingga saat terlibat dalam kasus tawuran. Sebab, sekolah telah diberikan kewenangan menjatuhkan sanksi.

Sanksi tersebut berupa poin. Tiap kenakalan pelajar dinilai dengan poin yang berbeda. Jika poin itu sudah melebihi batas dan pelajar yang bersangkutan masih terus melakukan pelanggaran, pihak sekolah berhak mengembalikannya kepada wali murid.

“Bukan berarti sekolah bebas mengeluarkan pelajar secara sewenang-wenang. Melainkan, agar wali murid mencarikan sekolah lain yang mungkin lebih mampu memberikan bimbingan terhadap pelajar itu daripada sekolah sebelumnya,” terang Sukarjo.

Terpisah, Kapolsek Bantul, Kompol Sudarsono, menambahkan di samping berperan dalam patroli rutin dengan Dinas Pendidikan, kepolisian juga berperan dalam memberikan sosialisasi di seluruh sekolah.

“Sejak deklarasi damai belasan ribu pelajar di Stadion Sultan Agung, akhir September lalu, polisi dituntut lebih sigap. Jangan sampai ada tawuran pelajar lagi,” tegas Sudarsono, kemarin. Maka itu, seluruh jajaran Polsek dan Polres Bantul diwajibkan untuk rutin menjadi pemateri di seluruh sekolah.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya