SOLOPOS.COM - Seorang anggota staf Satpol PP Sragen, Anton, memintai keterangan perempuan yang diamankan petugas di Ruang Satpol PP Sragen. (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Tim gabungan berbagai unsur di Sragen melakukan razia pekat dan menangkap 17 orang.

Solopos.com, SRAGEN — Tim gabungan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Polres, Kodim, Subdenpom, dan Dinas Sosial (Dinsos) Sragen yang terdiri atas 21 orang menggelar operasi penyakit masyarakat di sejumlah lokasi, Selasa (27/3/2018). Sebanyak 17 orang yang diduga pasangan tidak resmi terjaring dalam razia itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tim gabungan bergerak dari Kantor Satpol PP Sragen menuju objek wisata pemandian air hangat Bayanan, Sambirejo, Sragen. Dari hasil operasi di objek wisata itu, tim gabungan tak menemukan indikasi praktik prostitusi dan pekat lainnya.

Tim kemudian bergerak ke Pasar Bambang Mbah Gajah yang diduga sebagai ajang praktik para pekerja seks komersial (PSK). “Dari operasi di Mbah Gajah itu, kami mengamankan delapan perempuan yang diduga PSK dan satu lelaki hidung belang. Kemudian, kami bergerak di kios-kios di bawah pohon talok Desa Gringging, Sambungmacan, tetapi tak dapat apa-apa. Selain itu kami juga nihil di Sokaryo, Sonorejo. Tetapi pada objek terakhir di sebuah hotel di wilayah Pilangsari ditemukan empat pasangan yang diduga tidak resmi,” ujar salah seorang petugas pencatat dalam operasi gabungan tersebut, Anton, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa siang.

Anton yang juga anggota Satpol PP Sragen itu memanggil satu per satu perempuan yang diduga PSK. Para perempuan dimintai keterangan tentang pekerjaan mereka dan membuat surat pernyataan.

Kasi Kerja Sama Satpol PP Sragen, Daryoko, mengatakan operasi gabungan ini memang melibatkan beberapa instansi vertikal. “Dalam operasi itu cukup ramai. Sejumlah warga di wilayah operasi sempat berusaha mengadang petugas supaya tidak bisa masuk menggeledah kamar-kamar. Ada yang menghalang-halangi di depan pintu,” imbuhnya.

Terpisah, Kepala Satpol PP Sragen Tasripin menyampaikan operasi di salah satu hotel wilayah Tunjungan, Sambungmacan, Sragen, sempat bocor. “Ada anak buah saya yang berjaga dan mengecek di Tunjungan dan ternyata tutup. Warga setempat sudah mengetahui bila ada tim gabungan yang hadir untuk penertiban,” ujarnya.

Tasripin menjelaskan operasi pekat dilakukan secara insidental dan cepat. Dia menyatakan operasi ini terus digalakan untuk menekan jumlah PSK di Sragen. “Setiap operasi harus benar-benar steril dan sifatnya mendadak supaya tidak ada istilah bocor,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya