SOLOPOS.COM - Kasatlantas Polres Karanganyar, AKP Suryo Wibowo (enam dari kanan) menjelaskan pelaksanaan Operasi Simpatik Candi 2016 di pelataran Pasar Tegalgede, Kamis (17/3/2016) pagi. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Operasi Simpatik Candi 2016 menjadi topik sentral dalam dialog interaktif di pelataran Pasar Tegalgede.

Solopos.com, KARANGANYAR-Dialog interaktif membahas tentang pelaksanaan Operasi Simpatik Candi 2016 digelar di pelataran Pasar Tegalgede, Kecamatan Karanganyar, Kamis (17/3/2016) pagi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dialog disiarkan langsung Radio Swiba yang merupakan lembaga penyiaran Pemkab Karanganyar. Dialog diisi Kasatlantas Karanganyar, AKP Suryo Wibowo, sebagai nara sumber.

Ada juga Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Karanganyar, Titis Sri Jawoto; Kepala Dishubkominfo Karanganyar, Agus Cipto Waluyo; Sekretaris Disperindagkop dan UMKM, Edy Sukiswandi; serta Kabid Bina Marga DPU, Darmanto.

Ekspedisi Mudik 2024

Acara yang dimulai jam 07.00 WIB itu mendapat perhatian dari pengunjung dan pedagang pasar. AKP Suryo Wibowo menjelaskan Operasi Simpatik Candi 2016 menekankan pendekatan preventif, dan persuasif. Aspek penindakan diklaim hanya 20 persen.

“Kami lebih banyak ke upaya preventif, penindakan hanya 20 persen. Itu pun masih dibagi menjadi dua, teguran tertulis dan tilang. Hingga saat ini porsi tilang sedikit sekali. Kami tonjolkan teguran tertulis, kecuali untuk pelanggaran bersifat fatal,” tutur dia.

Pelanggaran fatal dimaksud seperti tidak memakai helm, melawan arus, dan parkir sembarangan. Pelanggaran tersebut berpotensi menyebabkan kecelakaan dan jatuhnya korban jiwa. Operasi difokuskan di kawasan-kawasan tertib berlalu lintas (KTL).

Menurut Suryo ada lima KTL di Karanganyar. Kelima KTL yaitu Jl. Lawu dari Perempatan Papahan hingga Simpang Lima Bejen, Proliman Bejen hingga Perempatan Tegalgede, Perempatan Tegalgede hingga Pertigaan Gedung Wanita Karanganyar.

Selain itu Taman Pancasila-Lalung, dan ruas jalan dari depan Gedung Wanita hingga RSUD Karanganyar. “Kami lakukan pembinaan dan penyuluhan, penindakan diminimalisasi. Razia di luar KTL tetap berjalan di jalur-jalur non-KTL,” ujar Suryo.

Hingga Kamis tercatat 175 penindakan yang dilakukan polisi lalu lintas. Untuk teguran diberikan kepada 1.514 pengguna jalan. “Selama operasi tidak didapati anggota polisi atau TNI yang melanggar. Ini menunjukkan kesadaran aparat hukum,” kata dia.

Pendekatan persuasif juga dilakukan kepada pedagang keliling yang membawa beronjong tempat dagangan. Alasannya, jumlah pedagang keliling berberonjong di Karanganyar, cukup banyak. Arahnya, supaya mereka tidak ugal-ugalan saat di jalan raya.

Pendekatan yang sama dilakukan kepada siswa dan pengemudi angkutan umum. Sebab, pada jam-jam tertentu, sering didapati pelajar yang bergelantungan di pintu angkutan. “Perilaku ini membahayakan si anak. Pendekatan persuasif kami lakukan,” tambah dia.

Keberadaan pedagang keliling berberonjong juga menjadi perhatian Disperindakop dan UMKM. Alasannya, jumlah pedagang tersebut cukup banyak. Pasar Tegalgede adalah salah satu tempat berkumpul para pedagang, sejak waktu dini hari.

“Pedagang berberonjong ini luar biasa banyaknya. Pada jam 01.00 WIB dan 02.00 WIB, sudah masuk kawasan kota, salah satunya di Pasar Tegalgede. Situasi ini membutuhkan perhatian bersama, supaya bisa dibina dengan baik,” tutur dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya