SOLOPOS.COM - Suasana kawasan Umbul Jolotundo, Desa Jambeyan, Kecamatan Karanganom, Klaten, sepi pengunjung, Senin (28/2/2022). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENKlaten alias Kabupaten Bersinar kaya akan sumber daya alam salah satunya sumber mata air alias umbul. Agar bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan, Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengingatkan kegiatan pertambangan di wilayah hulu dilakukan sesuai aturan.

Hal itu disampaikan Mulyani saat berbincang dengan Solopos.com seusai ziarah di makam Sunan Pandanaran, Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Rabu (27/7/2022).

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Kalau penambangan liar semakin banyak di atas [lereng Gunung Merapi], ya pasti sumber mata airnya semakin buruk ke sananya. Kasihan anak cucu nanti,” kata Mulyani.

Dia meminta agar kegiatan pertambangan bisa dilakukan sesuai zonasi serta peraturan yang sudah ditetapkan pemerintah. Dia mengajak berbagai pihak untuk ikut mengawasi aktivitas pertambangan di Klaten terutama di daerah resapan air.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kegiatan pertambangan itu sesuai zonanya. Sesuai izin. Mari sama-sama menertibkan dan menjaga lingkungan agar keberlanjutan sumber mata air di Klaten tetap terjaga,” jelas dia.

Baca Juga: Inilah Deretan Spot Mancing Asyik di Klaten

Soal pemanfaatan sumber mata air, Mulyani menjelaskan dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, mulai dari pemenuhan air bersih, pertanian, hingga wisata. Belakangan, sejumlah pemerintah desa sudah mulai berinovasi memanfaatkan sumber mata air yang ada di wilayah masing-masing untuk objek wisata melalui BUM Desa.

“Wisata tirta di Klaten berkembang sangat bagus. Kemarin sempat berhenti karena pandemi. Sekarang mulai bangkit lagi. Namun, tetap fungsi utamanya dijaga, seperti untuk irigasi dan lainnya. Baru dimanfaatkan untuk wisata,” kata Mulyani.

Soal pemanfaatan air untuk kegiatan wisata, Pakar Lingkungan dan Kebencanaan dari UGM Yogyakarta, Prof. Suratman, mengatakan kelestarian sumber mata air tergantung dari berbagai sisi.

“Caranya bagaimana agar itu [sumber mata air] sustainable, ya ikutilah daya dukung, daya tampung. Jangan over carriying, over capacity, over limbah, kurang konservasi. Hutannya harus diperbaiki. Nanti di atas [daerah hulu] pilah-pilah, resapannya tidak ada, mata airnya berkurang. Jadi juga tergantung di daerah hulu juga,” kata dia.

Baca Juga: Bukan Polanharjo, Ini Kecamatan Terbanyak Miliki Mata Air di Klaten

Selain itu, Suratman mengingatkan agar undang-undang yang mengatur tentang daerah sempadan mata air dipatuhi. Dia juga mengingatkan terkait pemanfaatan air untuk kegiatan wisata.

“Perlu kesadaran para pengguna air. Pengguna ekosistem perlu diberi petunjuk praktis agar mereka mampu merawat kualitas air, kuantitas air, serta sustainability air. Jangan sampai kualitas mata air menjadi jelek kemudian masuk ke sawah jadi irigasi. Padinya ikut rusak karena mungkin banyak campur sabun, campur sampo,” kata dia.

Sebagai informasi, Kabupaten Klaten dikenal sebagai daerah yang kaya dengan sumber mata air alias umbul. Keberadaan umbul ini terutama di wilayah tengah Kabupaten Bersinar, seperti di Kecamatan Polanharjo, Tulung, Kebonarum, Karanganom, serta Ngawen.

Jumlah total sumber mata air di Klaten berdasarkan data pada 2015 mencapai 174 sumber mata air. Belakangan, sumber mata air dimanfaatkan untuk kegiatan wisata dan mendongkrak perekonomian di desa.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Hotel di Klaten, Tarifnya Mulai Rp109.880 per Malam

Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten, Sri Nugroho, mengatakan objek wisata air mengalami perkembangan pesat di Klaten. Saat ini, ada sekitar 31 objek wisata air dengan mayoritas memanfaatkan sumber air alias umbul.

Beberapa umbul yang kini dikembangkan menjadi daya tarik wisata oleh desa diantaranya Umbul Ponggok, Umbul Siblarak, Umbul Jolotundo, Umbul Pluneng Tirtomulyani, Umbul Pluneng Tirtomulyono, Umbul Brintik, Umbul Manten, Umbul Brondong, Umbul Sigedang-Kapilaler, Umbul Besuki, Umbul Pelem, serta Umbul Nilo.

Ada pula wisata air yang dikelola Pemkab Klaten memanfaatkan limpahan air dari umbul seperti Objek Mata Air Cokro (OMAC) dan Umbul Jolotundo. Selain soal kebersihan, Nugroho mengingatkan agar pengelola tetap menjaga kelestarian sumber air.

“Menjaga lingkungan itu harus menjadi aspek penting,” kata Sri Nugroho.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya