SOLOPOS.COM - Ilustrasi tsunami. (Freepik)

Solopos.com, BANTUL — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, membutuhkan puluhan early warning system (EWS) untuk mendeteksi secara dini bencana banjir dan tsunami. Apalagi saat ini Bantul menghadapi potensi cuaca ekstrem.

Kepala BPBD Bantul, agus Yuli Herwanta, mengatakan pihaknya kini mengusulkan pengajuan EWS untuk mendeteksi banjir di sungai dan EWS untuk pendeteksi tsunami. Nantinya alat pendeteksi bencana ini akan dipasang di daerah yang rawan banjir maupun tsunami.

Promosi Pemilu 1955 Dianggap Paling Demokratis, Tentara dan Polisi Punya Partai Politik

“Kalau untuk EWS tsunami cukup banyak, kita masih membutuhkan 40-an kalau yang tsunami. Kalau yang sungai itu relatif, tapi paling tidak kalau 10 saja, kita masih membutuhkan,” kata dia, Rabu (16/3/2022).

Baca Juga: Bentrokan Antar Kelompok Pemuda Terjadi di Jogja, Ini Pemicunya

Agus menuturkan potensi cuaca ekstrem diprediksi akan berlangsung hingga beberapa waktu ke depan. Sejak September 2021 hingga kini, para sukarelawan masih terus bersiap siaga menghadapi potensi bencana yang ada. Hal ini dilakukan karena merujuk data BMKG yang menyebutkan musim penghujan masih akan terus berlangsung hingga April.

“Sampai dengan bulan April intensitas hujan dari menengah sampai tinggi. Nanti baru bulan Mei [intensitas hujan] baru turun, dari rendah sampai dengan sedang. Dari BMKG seperti itu, jadi dari kita tetap masih siap siaga,” kata dia.

Sistem peringatan dini banjir yang dipasang di sejumlah sungai, lanjut Agus, saat ini mulai dioptimalkan untuk kesiapsiagaan menghadapi banjir. Saat ini, ada lima EWS banjir yang terpasang di beberapa sungai di Bantul. Alat deteksi banjir itu terpasang di jembatan Gayam, jembatan Dzikrul Ghofilin, dan jembatan Benyo.

Baca Juga: Ditabrak Ambulans, Seorang Remaja Asal Bantul Meninggal

Saat ketinggian atau debit air melebihi batas normal, alarm yang terpasang di dekat sungai akan berbunyi sebagai sinyal waspada bagi warga. Namun, sinyal dalam EWS belum bisa tersambung ke Kantor BPBD Bantul.

“Jadi, EWS banjir yang kita punya itu masih lokal. Artinya masih hanya untuk masyarakat sekitar sana begitu. Jadi belum bisa terkoneksi langsung ke BPBD Bantul,” jelas Agus.

Dia mengimbau kepada masyarakat untuk membersihkan drainase di sekitarnya dengan cara gotong royong maupun mandiri. Sehingga ketika terjadi hujan deras, air hujan tidak meluap ke lingkungan sekitar.

“Jangan membuang sampah di sungai. Karena beban sungai yang ada di Bantul itu sudah cukup berat, oleh karena beban sampah dari hulu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya