SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Ungaran (Espos)–Sejumlah petani di Kecamatan Banyubiru dan Tuntang, Kabupaten Semarang mengeluhkan belum surutnya luapan air Rawa Pening yang menggenangi puluhan hektare sawah mereka. Para petani itu pun terancam mengalami paceklik lantaran gagal panen.

Ketua Paguyuban Tani dan Nelayan Sedyo Rukun Tuntang, Kasiyan, mengungkapkan setelah terendam lebih dari empat hari dipastikan tanaman padi mereka rusak. Sementara genangan air dari luapan Rawa Pening di ratusan hektare tanaman padi di empat kecamatan sejak sepekan lalu hingga Senin (5/4) masih belum juga surut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jika harus menanam kembali dengan benih baru pun tidak bisa panen, karena air masih menggenang. Kemungkinan para petani disini akan mengalami paceklik,” keluhnya kepada wartawan, Senin (5/4).

Seperti diketahui, lahan pertanian seluas 198 hektare di empat kecamatan di Kabupaten Semarang mengalami gagal panen pada masa tanam pertama tahun ini lantaran terendam luapan air Rawa Pening. Ratusan hektare sawah lainnya pun terancam puso karena penyebab yang sama.

Keempat kecamatan tersebut adalah Ambarawa, Banyubiru, Tuntang dan Bawen. Wilayah kecamatan itu mengelilingi Rawa Pening yang memiliki luas 2.670 hektare (Ha).

Menurut data dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kabupaten Semarang meningkatnya elevasi Rawa Pening telah merendam sedikitnya 313 Ha lahan pertanian di sekitarnya. Lokasi paling parah terjadi di wilayah Banyubiru yang mencapai 166 Ha.

Sawah yang terendam itu ada di Desa Rowoboni, Banyubiru, Kebondowo, Kebumen, Tegoran dan Ngrapah.

kha

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya