SOLOPOS.COM - Sukarelawan menarik eceng gondok di Rawa Jombor, Desa Krakitan, Bayat, Minggu (18/2/2018). (Taufiq Sidik Prakoso/JIBI/Solopos)

Warung apung di Rawa Jombor, Klaten, bakal dipindah menyusul program penataan rawa tersebut untuk dikembalikan sesuai fungsinya.

Solopos.com, KLATEN — Ratusan warga bersama sukarelawan, TNI, polisi, dan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) membersihkan eceng gondok yang memenuhi Rawa Jombor, Klaten, Minggu (18/2/2018).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pembersihan tanaman itu menjadi bagian dari rencana penataan rawa yang berlokasi di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, itu. Pembersihan dilakukan menggunakan satu ekskavator serta truk dari BBWSBS. Sementara warga di sekeliling rawa membersihkan secara manual naik getek.

Eceng gondok kemudian ditempatkan di lahan yang pernah direncanakan untuk pembangunan sport center. Lahan tersebut berlokasi tak jauh dari rawa.

Camat Bayat, Edy Purnomo, mengatakan Institut Teknologi Yogyakarta (ITY) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan kesiapan mereka mengolah eceng gondok tersebut. Warga di sekitar rawa bakal dilatih mengolah tanaman tersebut menjadi beragam bahan bernilai ekonomi.

“Eceng gondok itu ternyata bisa diolah untuk budidaya cacing, pakan ternak khususnya kalkun, sebagai bahan pembuatan makanan burung jalak, serta pupuk organik,” kata Edy saat ditemui wartawan di sela gotong royong.

Baca:

Ia menjelaskan pembersihan eceng gondok mengawali rencana penataan kawasan rawa. Selama bertahun-tahun, rawa tersebut dimanfaatkan warga untuk usaha kuliner dengan membuka warung apung serta budidaya ikan karamba.

“Langkah awal penataan dengan pembersihan eceng gondok. Kemudian warung apung, pemancingan, dan karamba ditata. Diharapkan Rawa Jombor benar-benar kembali ke fungsi awalnya seperti untuk pengairan dan penahan banjir,” katanya.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, menuturkan penataan Rawa Jombor dilakukan bertahap. Sosialisasi untuk mengawali penataan tersebut sudah dilakukan beberapa waktu lalu.

“Harapan saya masyarakat yang memanfaatkan rawa bisa pindah karena itu bukan aset pribadi melainkan aset pemerintah yang digunakan untuk kepentingan masyarakat lebih luas,” katanya.

Mulyani menuturkan sesuai rencana warung apung bakal dipindah ke lahan tanah kas desa. Hanya, Pemkab masih membahas dengan pemerintah desa soal rencana pemindahan tersebut.

Ia tak menampik ada pro dan kontra terkait rencana penataan Rawa Jombor. Lantaran hal itu, pendekatan ke warga terus dilakukan.

“Pasti ada yang mau dengan rela ada pula yang keberatan walau masyarakat itu salah memanfaatkan rawa untuk kepentingan mereka. Namun, itu kan kembali pada urusan perut. Makanya, tetap kami lakukan pendekatan. Kami selesaikan secara kekeluargaan,” ungkapnya.

Salah satu warga, Satiman, 64, mengatakan belum lama ini digelar sosialisasi jika Rawa Jombor bakal ditata. Hanya, dari sosialisasi tersebut belum ada penjelasan soal rencana penataan yang akan dilakukan.

Disinggung rencana penataan yang digulirkan Pemkab, Satiman mengatakan sepakat. “Rawa Jombor bisa dikembalikan ke kondisi dulu. Kalau saya bukan pemanfaat rawa. Mungkin dari para pemanfaat memiliki pendapat berbeda,” katanya.

Ia menjelaskan warung apung dan budi daya ikan bermunculkan saat krisis moneter melanda Indonesia sekitar 1998. Rawa Jombor memiliki luas sekitar 180 hektare dengan keliling lebih dari 7 km.

“Di Desa Krakitan itu ada Rawa Jombor. Hanya, rawa itu bukan milik desa. Dulu warga hanya bisa melihat saja keberadaan rawa ini,” katanya.

Salah satu warga yang memanfaatkan Rawa Jombor, Sriyati, 52, mengatakan usahanya sudah berjalan lebih dari lima tahun. Ia memiliki usaha pemancingan di rawa tersebut dengan biaya pemancingan setiap orang Rp5.000.

Disinggung rencana pemindahan warung apung, ia keberatan. Selama ini, kebutuhan keluarganya bergantung pada usaha pemancingan tersebut. “Sawahnya ya ini. Kalau harapan saya ya tidak dipindah. Tetap seperti saat ini saja,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya