SOLOPOS.COM - Suasana kawasan sisi barat Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat yang dimanfaatkan warga untuk membuka usaha jasa perahu wisata, speed boat, serta skuter listrik, Minggu (23/1/2022). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) masih mengkaji menentukan lokasi perairan Rawa Jombor yang bisa dimanfaatkan warga. Seiring bergulirnya revitalisasi waduk yang berada di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, BBWSBS memberi ruang 5% dari total luasan Rawa Jombor untuk warga.

Kegiatan yang diizinkan, yakni budi daya ikan menggunakan karamba dan pemancingan. Total luas kawasan perairan Rawa Jombor sekitar 186 hektare (ha). Dari jumlah tersebut, kawasan perairan yang bisa dimanfaatkan warga untuk budi daya ikan dengan karamba dan pemancingan yakni 9 ha (setara 5%).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saat ini lokasinya masih kami kaji,” kata Staf Bidang Operasi dan Pemeliharaan (OP) BBWSBS, Suryadi, saat ditemui di Rawa Jombor, Jumat (25/3/2022).

Baca Juga: Taman Nyi Ageng Rakit, Daya Tarik Baru Rawa Jombor Klaten

Meski ada ruang untuk usaha pemancingan di perairan Rawa Jombor, Suryadi mengatakan tak ada aktivitas memasak di perairan. Aktivitas memasak di lokasi pemancingan yang berada pada perairan tak diizinkan. Alasannya, aktivitas memasak di atas perairan dikhawatirkan bisa membikin sedimentasi kembali tinggi. Pada proses revitalisasi Rawa Jombor, ada pengerukan sedimentasi waduk yang kini dinilai sudah parah.

“Pemancingan nantinya tanpa aktivitas memasak. Tentu nanti untuk melakukan pemanfaatan kawasan perairan harus memiliki izin rekomtek [rekomendasi teknis] dari BBWSBS,” jelas Suryadi.

Disinggung kelanjutan program penataan dan revitalisasi Rawa Jombor tahun ini, Suryadi menjelaskan BBWSBS melanjutkan pembangunan jalur pedestrian. Direncananya, jalur pedestrian keliling Rawa Jombor rampung tahun ini.

Baca Juga: Rawa Jombor Klaten Mulai Ditata, Eceng Gondok Dibersihkan

“Tepiannya nanti bisa untuk olahraga dan pariwisata. Jadi nantinya lebih nyaman. Perairannya dijaga tetap bersih dengan pemanfaatan untuk karamba dan pemancingan sesuai aturan yang berlaku. Bangunan-bangunan yang mengganggu fungsi waduk dibersihkan,” kata dia.

Salah satu eks pengusaha warung apung, Sutomo, mengatakan tahun lalu para pengusaha warung apung membongkar tempat usaha mereka seiring bergulirnya revitalisasi Rawa Jombor. Ada yang memilih pindah tempat usaha kuliner di daratan yakni di Plaza Kuliner Taman Nyi Ageng Rakit yang disediakan pemerintah.

Namun, sebagian eks pengusaha warung apung memilih beralih membuka usaha pemancingan memanfaatkan ruang 5% yang diberikan pemerintah untuk pemancingan dan budi daya ikan menggunakan karamba.

Baca Juga: Ada Bus Wisata Jurusan Rawa Jombor dan Girpasang, Berapa Tiketnya?

“Lewat mediasi kemarin dari BBWSBS memutuskan segera [menentukan lokasi 5% perairan waduk yang bisa dimanfaatkan warga],” kata dia.

Sutomo mengatakan sesuai wacana serta masterplan yang pernah disampaikan ke warga pemanfaat Rawa Jombor, kondisi waduk itu bakal lebih tertata dan rapi. Sutomo sendiri mendukung pengembangan Rawa Jombor sesuai wacana tersebut. Dia berharap program penataan dan revitalisasi Rawa Jombor bisa sesuai wacana yang pernah disampaikan kepada warga pemanfaat Rawa Jombor.

“Bagaimanapun juga kami hidup sebagian besar mengandalkan dari Rawa Jombor. Saya dibesarkan ayah saya juga dari hasil pemanfaat rawa ini. Begitu pula dengan keluarga dan anak-anak saya yang juga 80% dari hasil kegiatan di Rawa Jombor,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya