SOLOPOS.COM - Ratusan siswa SD sedang lomba membatik dalam acara karnaval batik kaliurang, Rabu (14/11/2012). (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Ratusan siswa SD sedang lomba membatik dalam acara karnaval batik kaliurang, Rabu (14/11/2012). (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

SLEMAN—Ratusan siswa Sekolah Dasar (SD) di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem duduk lesehahan tanpa alas di sekitar Tugu Udang, Rabu (14/11/2012) kemarin.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

Tangan mereka tengah sibuk menggambar dengan pensil diatas kain putih berukuran sekitar 20×30 sentimeter, lalu cairan warna hitam pun mulai diukir pelan-pelan menggunakan canting pada garisan gambar yang mereka bikin sendiri.

Beberapa diantara mereka terlihat khusus, lainnya ada yang merengek kepada guru pembimbing yang ada di sekitarnya karena tangan mereka blepotan dengan cairan batik. “Wah tintanya keluar terus ni,” kata Alfa Cristian,11, salah satu siswa yang membuat batik bermotif Bungan dan tanda lalu lintas dilarang parkir.

Siswa kelas 6 SD Negeri Kaliurang 1 ini pun tak patang semangat, dia terus mengulanginnya. Sambil dibimbing agar cairan batik yang diambil dengan canting diatas kuwali mini tidak terlalu penuh apalagi meluber.

“Akhirnya bisa juga,” kata Alfa. Dia pun mengaku senang meski tangannya sedikit blepotan karena kegiatan membatik itu baru pertama dia lakukan. “Susah-susah gampang, tapi senang,” ujar Alfa.

Selain Alfa ada sekitar 300 siswa SD lainnya yang juga membatik dengan berbagai motif. Ada motif bunga, pohon, gunung, binatang, tokoh wayang, sampai rambu-rambu lalu lintas. Semua siswa duduk berbaris di jalan sepanjang sekitar 500 meter. Mereka dibagi kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-sampai 5 orang dengan satu kuali dan kompor kecil.

Selain siswa SD, ternyata ada ratusan orang lainnya yang juga menunjuka kebolehan dengan batiknya masing-masing. Mereka terdiri dari siswa Taman kanak-kanak (TK), siswa sekolah menmengah sampai mahasiswa. Dengan mengenakan batik, mereka berjalan sekitar 2 kilometer sambil membawa poster gerakan cinta batik ‘Aku Cinta Batik’, Produk Asli Indonesia yang sudah diakui Unesco.

Ketua Penggerak Pengrajin Batik Kaliurang, Menuk Sayekti mengatakan, acara merti batik in carnival ini sengaja melibatkan seluruh elemen masyarakat mulai dari anak TK sampai mahasiswa agar generasi bangsa selanjutnya bisa meneruskan produk asli Indonesia yang sudah diakui Unesco. Menurut dia, karena batik sudah mendunia maka generasi perlu menjaganya.

“Acara ini diikuti 700 orang dari anak TK, pelajar, Mahasiswa dan Masyarakat” katanya di sela-sela karnaval batik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya