SOLOPOS.COM - Ilustrasi rapid test di pasar (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SOLO -- Kembali ramainya pusat perbelanjaan dan pasar tradisional di Solo membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengambil langkah cepat dengan mengadakan rapid test massal secara acak, Jumat (22/5/2020).

Di satu pusat perbelanjaan atau pasar, diambil 20-30 orang. Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mengambil 300-an sampel darah pengunjung, pedagang, kasir, dan juru parkir di 12 pasar tradisional serta pusat perbelanjaan, Jumat pagi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sampel darah mereka akan diuji cepat guna menekan persebaran Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan salah satu dasar pelaksanaan rapid test massal adalah ramainya simpul ekonomi masyarakat tersebut dalam beberapa hari terakhir.

Kemenag Karanganyar Imbau Salat Id di Rumah, Tak Sejalan dengan Bupati?

Di sisi lain, pengujian rapid test di pusat perbelanjaan penting karena dari 29 pasien terkonfirmasi positif di Solo yang dicatat hingga Kamis (21/5/2020), 18 di antaranya merupakan kasus karena transmisi lokal.

“Pasar trasidional maupun modern, pengunjungnya tidak hanya dari Solo. Sasaran rapid test, mereka yang kontak langsung dan berhadapan dengan masyarakat. Pedagang, pengunjung, kasir, dan tukang parkir. Per pasar rata-rata diambil sampel 20-30 orang. Totalnya 300-an,” kata dia kepada wartawan saat ditemui di Pusat Grosir Solo (PGS), Jumat.

Inovasi Jadi Aspek Penting di SBBI 2020

Rapid Test di 12 Pasar Tradisional

Sebanyak 12 pasar dan pusat perbelanjaan yang menjadi sasaran rapid test massal di Solo itu adalah Pasar Rejosari, Pasar Depok, Pasar Nusukan, Pasar Klewer, Beteng Trade Center (BTC), Pusat Grosir Solo (PGS), Matahari Singosaren, Luwes Gading, Luwes Nusukan, Pasar Jongke, Pasar Sidodadi, dan Pasar Ayam Silir.

Hotel di Solo Banting Harga Kamar, Biasanya Jutaan, Kini Rp200.000-an

Jumlah petugas yang diterjunkan mencapai 40-an orang. “Timnya dari Puskesmas. Ini adalah kali kedua rapid test massal menyasar pasar,” ungkap dia.

Ning, panggilan akrabnya, mengatakan rapid test tidak dapat digunakan sebagai alat diagnostik, namun bersifat screening awal. Hasil tidak keluar saat itu juga karena masih harus diolah di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda).

Pemkot menggunakan rapid test metode serum atau darah lipat siku (whole blood) yang berarti memberikan cairan di atas bekuan darah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya