SOLOPOS.COM - Kantor BMT Bina Sejahtera Mandiri Wuryantoro Wonogiri yang tutup, Selasa (28/5/2013). (JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani)

Kantor BMT Bina Sejahtera Mandiri Wuryantoro Wonogiri yang tutup, Selasa (28/5/2013). (JIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani)

WONOGIRI — Ratusan warga Wuryantoro Wonogiri yang menjadi nasabah di BMT Bina Sejahtera Mandiri, Wuryantoro mengeluhkan dana simpanan mereka yang tidak bisa diambil. Diduga, dana nasabah di BMT tersebut senilai Rp2,7 miliar dilarikan oknum BMT.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Camat Wuryantoro, Tarjo Harsono, menyatakan mendengar kabar tersebut dari warga.
“Permasalahan itu muncul sekitar dua bulan lalu. Saat itu, ada pengurus TK [taman kanak-kanak] di Wuryantoro yang menitipkan uang di BMT tersebut. Tapi, saat mereka ingin mengambil uang untuk menonton lomba di Wonogiri, uang itu tidak bisa cair. Akhirnya, nasabah lainnya berbondong-bondong mengambil uang mereka, tetapi juga tidak bisa,” katanya ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (28/5/2013).

Lalu, ia pun mendapat banyak laporan dari warga Wuryantoro yang juga nasabah BMT tersebut dan mengecek kebenarannya. Menurutnya, ada lebih dari 200 orang yang menjadi nasabah di BMT tersebut dengan total dana sekitar Rp2,7 miliar.

“Karyawan BMT tersebut menawarkan simpanan ke warga dengan cara jemput bola. Penampilannya memang meyakinkan, tetapi kami juga tidak tahu mengapa bisa seperti ini. Menurut warga, saat mereka ingin mengambil uang mereka , pengurus BMT hanya mengatakan besok-besok atau disemayani. Hingga setelah beberapa waktu, pengurus BMT itu tidak bisa lagi ditemui warga,” ujarnya.

Ia juga mendengar sekitar dua pekan lalu, warga sempat menggeruduk di rumah salah satu pengurus di Desa Genukharjo, Kecamatan Wuryantoro, namun tidak membuahkan hasil. Sebab, pengurus BMT tersebut telah pergi dari rumah dengan membawa barang-barang berharga miliknya.

Hal serupa diungkapkan Lurah Wuryantoro, Bimo Broto Saputro, saat dihubungi Solopos.com, Selasa. Ada sekitar 30 orang warganya yang juga ikut menyimpan dana di BMT tersebut. Jumlah yang disimpan ada yang Rp20 juta, Rp30 juta hingga Rp70 juta.

“Cara menawarkan jasa ke masyarakat dengan menjemput bola ke sekolah-sekolah dan rumah warga. Namun, dana itu merupakan pribadi murid atau guru, bukan dana untuk pengelolaan sekolah. Tapi, memang tidak ada yang melapor ke polisi karena mereka takut uangnya tidak bisa kembali,” katanya.

Terpisah, Kuasa Hukum BMT Bina Sejahtera Mandiri, M Saifuddin, mengatakan pihak BMT tengah berupaya menyelesaikan permasalahan itu. Menurutnya, dana nasabah tidak bisa ditarik karena masalah manajemen BMT dan adanya kredit macet.

“Dana simpanan milik nasabah tidak bisa cair karena kredit macet senilai Rp500-600 juta. Saat ini, pihak BMT berupaya menagih piutang tersebut dan meminjam dana dari Puskop Syariah di Wonogiri dengan agunan sertifikat milik pengurus BMT,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya