SOLOPOS.COM - Desain pembangunan jembatan kaca di atas Bendung Tirtonadi. (Istimewa/Dok. Konsultan Supervisi Proyek Penanganan Banjir Kota Solo Paket 3)

Pemerintah pusat menggelontorkan dana hingga miliaran rupiah untuk proyek penanganan banjir Solo.

Solopos.com, SOLO — Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) sejak 1 September 2016 mulai mengerjakan proyek Penanganan Banjir Kota Solo. Tidak tanggung-tanggung, BBWSBS langsung menggarap tiga paket pekerjaan sekaligus dalam proyek yang didanai pemerintah pusat tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketiga paket itu, yakni Kali Pepe hilir, Sungai Bengawan Solo, dan Kali Pepe hulu. Proyek Penanganan Banjir Kota Solo Paket Kali Pepe hilir dikerjakan BBWSBS dalam bentuk penguatan tebing Kali Pepe sepanjang kurang lebih 4 kilometer (km) mulai dari Bendung Tirtonadi di Kelurahan Manahan, Banjarsari, hingga Pintu Air Demangan di Kelurahan Sangkrah, Pasar Kliwon.

Pemerintah pusat menggelontorkan dana hingga Rp121,457 miliar untuk pelaksanaan proyek tersebut. Sementara itu, untuk Penanganan Banjir Kota Solo Paket Sungai Bengawan Solo, BBWSBS membangun parapet, rumah pompa, dan pengadaan pompa air dari Demangan sampai Mojo. Proyek tersebut dianggarkan dengan dana Rp199,459 miliar. (Baca: Espospedia Penataan Kali Pepe)

Ekspedisi Mudik 2024

Terakhir, Proyek Penanganan Banjir Kota Solo Paket Kali Pepe hulu yang dianggarkan Rp173,046 miliar untuk penataan wilayah sungai dan bantaran di Kali Pepe hulu. Seperti namanya, tujuan utama pelaksanaan proyek Penanganan Banjir Kota Solo jelas untuk mengatasi persoalan banjir di Kota Bengawan.

Pekerjaan pada proyek Penanganan Banjir Paket Kali Pepe Hilir misalnya. BBSWBS mulai memperkuat tebing Kali Pepe dengan metode manteling agar tidak longsor. Sedangkan pada Paket Sungai Bengawan Solo dilakukan pembangunan parapet yang lebih tinggi dari tanggul guna mencegah luapan air Sungai Bengawan Solo.

Proyek Penanganan Banjir Kota Solo dikerjakan dengan sistem multi years contract (MYC) pada tahun anggaran (TA) 2016 sampai 2018. Pada akhir 2017 ini, ketiga paket proyek tersebut rata-rata sudah mencapai persentase di atas 60%.

Artinya, wujud pekerjaan sudah mulai tampak dan dirasakan manfaatnya. Masih ada waktu setahun lagi bagi BBWSBS untuk menyelesaikan megaproyek Penanganan Banjir Kota Solo. (baca: Bendung Tirtonadi Dilengkapi Jembatan Kaca untuk Wisawatan)

Dalam perkembangannya, proyek Penanganan Banjir Kota Solo diarahkan juga bisa memberikan dampak terkait penyediaan sarana untuk wisata air di Kota Bengawan. Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo membeberkan dalam pekerjaan proyek Penanganan Banjir Kota Solo Paket Kali Pepe Hilir, BBWSBS bakal melengkapi Kali Pepe dengan empat dermaga yang bisa menunjang pengembangan wisata air di Solo.

Dermaga rencananya dibangun pada 2018. “Rahasia. Nanti saja soal lokasinya. Kalau diceritakan sekarang jadi enggak menarik nanti. Nek wis dadi lagi diekspos [kalau sudah jadi nanti baru diekspos]. Yang jelas nanti ada empat dermaga untuk wisata air,” kata Rudy saat ditemui Solopos.com di Bale Mina Balekambang, Jumat (8/12/2017) lalu.

Rudy membeberkan rencana garis besar pengembangan wisata air di Kali Pepe, yakni menyediakan sarana transportasi perahu yang bisa digunakan masyarakat atau wisatawan untuk menikmati suasana Kota Solo dari sudut pandang berbeda. Dermaga akan dimanfaatkan untuk naik turun penumpang maupun bongkar muat barang dari perahu.

Namun, Rudy menekankan tujuan utama pembangunan dermaga yakni menjadi bagian dari upaya normalisasi Kali Pepe untuk menanggulangi banjir di Kota Solo. Bukan hanya dermaga, BBWSBS juga bakal membangun sejumlah sarana penunjang lain yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan wisata air di Kota Solo, seperti jembatan kaca dan lansekap di bantaran Kali Anyar serta Kali Pepe.

Konsultan Supervisi Proyek Penanganan Banjir Kota Solo Paket 3 (Kali Pepe Hulu), Mohammad Abdullah, menceritakan pembangunan jembatan kaca merupakan usulan atau gagasan langsung dari Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Imam Santoso.

Menurut dia, Dirjen SDA menyampaikan gagasan tersebut saat meninjau perkembangan pelaksanaan proyek Penanganan Banjir Kota Solo di Kota Bengawan pada Sabtu (4/11/2017) lalu. “Sebenarnya jembatan yang mau kami bangun di atas Bendung Tirtonadi itu kan jembatan inspeksi untuk keperluan maintenance Bendung Tirtonadi, namun Pak Dirjen SDA saat datang ke Solo meminta untuk dibikin sekalian jembatan yang bisa menarik wisatawan. Maka dibuatlah nanti jembatan kaca,” kata Abdullah, Senin (18/12/2017) pagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya