SOLOPOS.COM - SOLO AMAN-Massa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menggelar aksi di depan Balaikota Solo, Rabu (28/9). Mereka mengecam aksi bom bunuh diri di GBIS Kepunton dan mengampanyekan bahwa Solo merupakan kota yang aman serta kondusif. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

SOLO AMAN-Massa dari Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menggelar aksi di depan Balaikota Solo, Rabu (28/9). Mereka mengecam aksi bom bunuh diri di GBIS Kepunton dan mengampanyekan bahwa Solo merupakan kota yang aman serta kondusif. (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Solo (Solopos.com)–Ratusan massa dari belasan elemen masyarakat serta mahasiswa bersatu mengutuk aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Jebres, Minggu (25/9/2011) lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mereka yang menggelar aksi di bundaran Gladak, Rabu (28/9/2011) pagi itu juga mendesak aparat kepolisian dan TNI agar menumpas jaringan teroris yang kini bersembunyi di Soloraya.

“Tangkap juga jaringan embrio teroris di Solo. Mereka itu bersembunyi dan terus mengintai untuk memecah belah persatuan bangsa ini,” tegas Ketua Front Pembela Pancasila (FPP) Solo, BRM Kusumo Putro SH kepada wartawan.

Menurut Kusumo, jaringan teroris di Soloraya masih terus tumbuh meski dengan sembunyi-sembunyi. Keberadaan mereka, kata Kusumo, sangat membahayakan dan berpotensi menghancurkan budaya yang telah lama dimiliki Kota Solo.

“BIN kepolisian dan TNI harus lebih tanggap. Jangan sampai benih benih teroris tumbuh subur di Soloraya,” tegasnya.

Dalam aksinya itu, mereka juga menyatakan ikrar siap berjuang hingga titik darah penghabisan guna menumpas para teroris. Selain itu, mereka juga menggelar teatrikal penangkapan jin teroris yang berkelayapan di Kota Solo.
“Yah…jin sudah ketangkap. Mari, kita masukkan dalam kendil dan kita banting kendilnya,” pekik Jantit dalam teatrikalnya itu.

Di waktu yang bersamaan, para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Soloraya juga melakukan aksi serupa. Mereka lantas bergabung dengan aksi para elemen budayawan di Gladak setelah sebelumnya juga menggelar aksi serupa di tempat yang sama.

Korlap aksi, Qomarudin menegaskan, aksi KAMMI Soloraya tersebut dalam rangka memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa berdakwah berbeda dengan aksi bunuh diri. Sehingga, pihaknya meminta agar masyarakat tak mengaitkan aksi bom bunuh diri dengan dakwah. “Dakwah itu dengan cara damai. Bukan dengan jalan kekerasan,” katanya.

Ketua KAMMI Soloraya Budi Subarjo dalam orasinya kembali menegaskan bahwa Solo adalah kota damai yang telah mendunia namanya. Pihaknya meminta agar masyarakat Solo tetap bersikap waspada mengingat akan ada banyak pihak lain yang tak senang dengan kehidupan Kota Solo yang damai itu.

(asa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya