SOLOPOS.COM - Ilustrasi dropping air bersih (Solopos-Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SRAGEN – Ratusan keluarga di wilayah Desa Ngrombo, Kecamatan Tangen, Sragen, mengalami kekurangan air bersih pada musim kemarau tahun ini. Ratusan keluarga itu berada di tiga dukuh, yakni RT 003 Dukuh Sanggrahan, tujuh RT di Kebayanan Ngrombo, dan tiga RT di Dukuh Gemblak.

Penjelasan itu disampaikan Kepala Desa Ngrombo, Kecamatan Tangen, Sragen, Joko Mulyono, saat ditemui Solopos.com di sela-sela peresmian bantuan tandon air dari Universitas Terbuka (UT) Surakarta di Dukuh Glinggang, Ngrombo, Tangen, Rabu (9/9/2020).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Joko menjelaskan setiap RT di tiga dukuh itu rata-rata dihuni 40 keluarga. Dia menyebut satu RT di lingkungan Kebayanan Ngrombo beranggotakan 40 keluarga. Dengan demikian ada 280 keluarga yang kekurangan air bersih.

Gibran Bersimpuh di Hadapan Habib Luthfi

Ekspedisi Mudik 2024

“Upaya kami ya meminta bantuan air ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen dan mencari donatur dari masyarakat atau swasta. Kami beruntung ada semangat dari warga dukuh yang berswadaya mencari sumber air sendiri dengan mengebor. Masyarakat kreatif untuk bisa mendapatkan air bersih,” ujarnya.

Joko menerangkan hampir setiap tahun pemerintah desa selalu mengalokasikan anggaran dari dana desa (DD) untuk mengatasi krisis air bersih itu dengan mengebor tanah. Dia menyebut tahun ini ada alokasi anggaran Rp15 juta untuk Dukuh Ngablak RT 008.

Sumur

Dia mengatakan bantuan itu bisa dimanfaatkan untuk 40 keluarga di satu RT. Selain itu, dana desa (DD) juga diambil senilai Rp60 juta untuk pembangunan sumur dalam di lingkungan Dukuh Glinggang RT 003, Ngrombo. Sumur itu diharapkan bisa memberi manfaat bagi 50 orang keluarga di lingkungan satu RT tersebut.

Kecelakaan Maut di Tol Solo-Semarang, Polisi: 2 Kendaraan Dalam Kecepatan Tinggi

“Selebihnya dianggarapkan di 2021. Kami merencana untuk bantuan air bersih dengan membangun sumur di empat lokasi. Semua hasil pembangunan itu dikelola masyarakat setempat seperti yang sudah berjalan di Glinggang,” jelasnya.

Seorang warga di RT 006, Dukuh Glinggang, Warti, 38, mengaku di lingkungan RT 006-007 sudah memiliki sumur dalam yang dibangun secara swadaya. Dia mengatakan sampai sekarang masih ada air untuk kebutuhan warga di dua RT itu.

“Kalau tahun lalu sempat habis dan mengandalkan bantuan dari Pemkab Sragen. Sekarang sumurnya sudah dipindah sehingga debit airnya masih. Semoga tidak kekurangan air lagi. Pengelolaannya seperti PDAM, yakni ada pajak pemakaian air setiap bulan. Habisnya Rp35.000-Rp40.000/bulan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya