SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wonogiri (Espos)–Serangan hama tikus akhir-akhir ini meresahkan petani di Desa Glinggang, Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri. Sekitar 226 hektare (ha) atau 80% dari jumlah lahan pertanian seluas 283 ha diserang hama tikus tersebut, namun sekarang hama itu sudah menghilang.

Keterangan yang dihimpun Espos di Desa Glinggang, Pracimantoro menyebutkan serangan hama tikus besar atau wirog terjadi sekitar bulan Juni atau saat panen raya. Tanaman yang diserang meliputi bibit tanaman jagung dan kedelai.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala urusan ekonomi dan pembangunan (Kaur Ekbang) Desa Glinggang, Sulistyo mengatakan karena serangan tikus petani sampai tiga kali melakukan tanam ulang. “Sampai-sampai petani itu menaruh curiga, jangan-jangan bibit jagung di wilayah Pracimantoro palsu. Petani memiliki pemikiran, jika benih jagung berwarna merah sudah dilapisi racun sehingga jika dimakan, tikus akan mati tetapi kenyataannya saat ditebar pagi hari, esok harinya sudah habis dimakan tikus.”

Ekspedisi Mudik 2024

Bahkan, jelasnya, petani Glinggang membeli bibit jagung ke luar wilayah Pracimantoro. “Tetapi bibit dari luar pun ternyata sama. Serangan hama itu sudah kami laporkan ke balai benih pertanian (BPP) dan luas serangan mencapai 80% dari lahan seluas 283 ha. Umumnya tikus menyerang tanaman jagung, tetapi jika daun sudah tumbuh lima helai tikus sudah tidak berani memakannya.”

Sulistyo menyatakan petani Glinggang masih memiliki mitos terhadap tikus, sehingga saat menaburkan racun tikus tidak berani bericara ataupun memendam rasa benci terhadap hewan tikus. “Yang tumbuh kecil-kecil ini sudah disuleni (ditanami lagi). Serangan paling besar terjadi bulan Juni lalu saat panen raya. Sekarang ini sudah aman dan untuk mencegah penyebaran tikus diberi bantuan obat tikus jenis pyton dan klerad.”

Menurutnya, bantuan obat pembasmi tikus sebanyak 3 Kg dan akan diujicoba do Dusun Duren Lor terlebih dahulu karena serangan di dusun itu cukup tinggi. “Pernah petani menggunakan pospit untuk mengusir tikus, namun tidak efektif karena begitu tikus mati berbau sehingga kawanan tikus tidak lagi datang. Sekarang ini, pembasmian menggunakan obat tikus jenis klerad dan dalam waktu dua sampai tiga hari baru mati.”

Salah seorang warga Tekil, Glinggang, Ny Juniati, 34, mengaku tikus menyerang tanaman jagung dan kedelai. “Untuk luas saya lupa, tetapi tikus banyak menyerang dan kami masih menunggu apakah bisa panen atau tidak,” ujarnya.

tus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya