SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SLEMAN—Ratusan hektare lahan produktif untuk pertanian di Kecamatan Minggir mengalami kekeringan. Selain bertepatan dengan musim kemarau, kekeringan ini juga dampak dari perbaikan sejumlah titik saluran irigasi di selokan Van Der Wijck.

Ditemui di rumahnya, Selasa (2/8), Kepala Dukuh Brajan, Sendangagung, Minggir, Sulisman, 50, mengatakan kekeringan terjadi sejak Juli lalu. Diperkirakan, kekeringan akan melanda hingga Oktober mendatang.

Promosi Yos Sudarso Gugur di Laut Aru, Misi Gagal yang Memicu Ketegangan AU dan AL

“Sejak ada perbaikan saluran irigasi, diberlakukan sistem buka tutup air setiap satu minggu sekali,” ujar ayah dua anak itu. Karena jaraknya cukup jauh, air yang mengalir melalui selokan-selokan cabang tidak menjangkau Kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo itu.

“Di Dusun Brajan saja, lahan yang kekeringan mencapai 28 hektare,” jelas Sulisman. Alhasil, sebagian petani di dusun Brajan hanya bisa duduk berpangku tangan menunggu datangnya hujan. Sedangkan sebagian petani lain harus banting stir menjadi pengrajin bambu.

Adapun Mardi Utomo, 84, petani di Dusun Brajan mengatakan, dengan adanya kekeringan kali ini dirinya dan sebagian petani lain sudah tiga kali gagal panen berturut.

“Pertama gagal karena serangan tikus. Kedua karena mewabahnya hama wereng. Sekarang, karena kekeringan,” kesal petani yang memiliki lahan seluas 600 meter persegi itu.

Saat ada sosialisasi dari pemerintah terkait adanya sistem buka tutup air karena perbaikan selokan Van Der Wijck, tanaman padi milik Mardi sudah berusia sekitar 120 hari. “Padahal kurang tiga minggu lagi panen. Belum saya hitung berapa total kerugiannya,” ujar Mardi.(Harian Jogja/Dinda Leo Listy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya