SOLOPOS.COM - Kondisi raskin yang tidak layak konsumsi di Desa Kepek Wonosari Gunungkidul (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Kepala Padukuhan Ledoksari, Kepek Wonosari Gunungkidul, Suparman mengakui bila adanya raskin tak layak konsumsi seringkali terjadi di wilayah tersebut.

Malahan, sering kali warga di padukuhan itu melaporkan kejadian yang sama. Namun, dikarenakan tak tahu harus melapor kemana, Suparman meminta warga untuk menerima bantuan tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya tidak tahu mau menggantianya dengan apa? Terpaksa, saya menyuruh warga untuk menerimanya. Ya kalau tidak layak konsumsi, masih bisa digunakan untuk pakan ternak,” ungkapnya, Selasa (10/6/2014).

Dia berpendapat, murahnya harga dirasa menjadi penyebab warga enggan melaporkan apabila ada kejanggalan berkaitan kualitas beras yang disalurkan. Akibatnya, warga jadi tidak enak untuk melaporkan hal itu, dan terpaksa menerimanya. Meski, secara kualitas beras tersebut memang tak layak konsumsi.

“Atas kejadian ini, saya jadi paham. Saat ada pembagiannya tidak sesuai dengan apa yang diatur, misalnya kualitas buruk maka bisa dimintakan gantinya,” papar Suparman.

Untuk diketahui, di Desa Kepek terdapat 289 kepala keluarga penerima manfaat raskin. Tiap bulannya, warga di 10 padukuhan tersebut mendapatkan jatah beras dari Bulog sejumlah 4,3 ton.  Adapun kewajibannya, warga diharuskan mengganti beras tersebut dengan biaya Rp1.600 per kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya