SOLOPOS.COM - ilustrasi raskin (JIBI/dok)

Beras untuk warga miskin (raskin) di Desa Bulurejo Karanganyar dinilai tak layak konsumsi.

Solopos.com, KARANGANYAR – Sejumlah warga penerima beras untuk warga miskin di Desa Bulurejo mengeluh karena beras tidak layak konsumsi.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kondisi beras untuk warga miskin (raskin) itu berwarna kekuning-kuningan, banyak beras patah, berbau apak, dan berkutu. Warga sudah mengalami kondisi itu sejak April hingga Juni. Informasi yang dihimpun Solopos.com, sekitar 502 warga di Desa Bulurejo menerima beras untuk warga miskin setiap bulan.

Raskin dikemas menggunakan karung plastik berlogo Bulog. Setiap rumah tangga sasaran (RTS) menebus Rp24.000 per karung seberat 15 kilogram atau Rp1.600 per kilogram. Pantauan Solopos.com di kebayanan Bulurejo, Desa Bulurejo, sejumlah warga memilih menukarkan beras dari Bulog dengan beras kualitas lebih baik.

Warga lainnya menjual beras kepada tengkulak yang sudah menunggu di dekat lokasi pembagian raskin. Tengkulak menghargai satu karung beras Rp80.000. Lalu, uang digunakan membeli beras layak konsumsi. Warga Lemahbang, RT 005/RW 007, Desa Bulurejo, Slamet, menuturkan menerima beras 15 kilogram. Slamet enggan mengkonsumsi beras, tetapi menjual kepada tengkulak.

“Dihargai Rp80.000 per karung. Lalu saya belikan beras dapat 10 kilogram. Mbak, mboten saged ditedi [enggak bisa dimakan]. Kalau warga yang betul-betul tidak mampu ya nekat dimakan. Kulo mboten mentala [saya enggak tega],” kata Slamet saat ditemui Solopos.com, Minggu (26/6/2016).

Warga Grumbulrejo, RT 002/RW 001, Bulurejo, Sri Mulyani, 53, menukarkan beras dari Bulog ke salah satu warga yang mau membeli raskin. Mulyani menebus 6 kilogram beras dari Bulog itu Rp10.000. “Saya tukar saja. Enggak tega mau makan. Hla ada kutu, warna beras kusam, dan bau. Enggak enak kalau dimakan. Beras 6 kilogram, saya tukar tambah menjadi 10 kilogram. Saya tombok Rp68.000,” ujar Mulyani.

Hal senada disampaikan Sri Rahayu, 41. Tetangga Mulyani itu enggan mengambil raskin. Dia memilih menerima uang ganti rugi Rp20.000 untuk 6 kilogram beras. “Dulu pernah saya tebus beras dari Bulog itu. Saya pakai campuran. Nasinya mlenyek kalau dimasak. Berasnya remuk, kuning, kotor, uapek. Sudah tiga kali begini,” tutur dia.

Mereka berharap pemerintah memberikan bantuan beras layak konsumsi. Mereka tidak menutupi beras dari Bulog yang didistribusikan pada Januari-Maret itu layak konsumsi. Beras berwarna putih bersih dan pulen saat dimasak.

“Bagus mbak kalau yang turun pertama [Januari-Maret]. Saya masak. Saya harap, beras jelek jangan diberikan. Kami pasti makan kalau memang bagus,” cerita Rahayu.
Bayan Bulurejo, Bulkin, menyampaikan sudah berkoordinasi dan mengecek kondisi raskin di kebayanan lain.

Menurut dia, kondisi beras sama, yaitu tidak layak konsumsi. Warga dapat menikmati raskin setelah pihak desa menebus raskin ke gudang bulog.

Raskin dibagikan kepada warga di lima kebayanan di Desa Bulurejo, yakni Mendungan, Cinet, Bulurejo, Gunungduk, dan Jengglong. Bulkin mengetahui warga dapat mengembalikan raskin apabila tidak layak konsumsi. Tetapi, mereka harus menanggung biaya transportasi.

“Hla biaya transportasi truk dari gudang ke lokasi pembagian itu Rp350.000. Kalau mau dikembalikan, kami keluar biaya lagi. Ya Allah, mbak… Berasnya ora layak dipangan [dimakan]. Didol atau diijolke [dijual atau ditukar]. Wah, bau, warnane abang, elik, ono kutu [warna merah, jelek, ada kutu],” cerita dia.

Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Karanganyar, Timotius Suryadi, kaget saat sejumlah wartawan menunjukkan gambar raskin di Desa Bulurejo. “Saya akan tanya Bulog dulu. Kok bisa kayak gini. Terima kasih informasinya,” ujar dia.

Kepala Bulog Subdivre III Surakarta, Rizal Mulyawan, menjelaskan mekanisme penukaran raskin tidak layak konsumsi. Warga dapat menukarkan beras kepada gudang bulog yang melakukan pengiriman. Rizal menjanjikan gudang Bulog akan menukar dengan beras kualitas lebih bagus.

Rizal menanggapi pernyataan warga tentang perbedaan kualitas beras pada Januari-Maret dan April-Juni. Raskin pada Januari-Maret bagus karena pengadaan beras premium pada tahun 2015. Raskin pada April-Juni merupakan pengadaan beras kulitas medium pada 2016.

Dia memerintahkan Kepala Gudang Bulog segera menukar raskin yang dikeluhkan warga. Dengan catatan, warga belum menjual raskin. “Beras jelek harus ditukar. Lapor ke gudang pengiriman, nanti ditukar dengan yang bagus. Lapor dulu dong, nanti pasti diganti. Tapi syaratnya, beras jangan dihilangkan [dijual], baru lapor. Kami kan mau melihat,” tutur Rizal saat dihubungi Solopos, Minggu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya