SOLOPOS.COM - Warga mengantre raskin di Kota Blitar, Senin (11/5/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Irfan Anshori)

Raskin Jatim untuk Juli 2015 mencapai 300.034 ton.

Madiunpos.com, SURABAYA — Hingga pertengahan Juli 2015, serapan beras untuk masyarakat miskin (raskin) Perum Bulog (Persero) Divisi Regional Jawa Timur telah menembus 93,4% dari total pagu 300.034 ton.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Bulog Jatim Witono menjabarkan secara total hingga saat ini distribusi raskin Jatim mencapai 280.282 ton. Angka tersebut merupakan laporan terakhir Bulog sebelum pekan Idulfitri.

Lebih lanjut, dia menjelaskan meskipun serapan raskin Jatim belum mencapai 100%, Bulog Jatim sebenarnya telah mulai mendistribusikan pagu raskin untuk periode Agustus dengan capaian mencapai 114,29%.

Daerah distribusi untuk raskin Jatim alokasi Agustus tersebut mencakup tujuh kabupaten, yaitu Bondowoso, Pacitan, Mojokerto, Situbondo, Kediri, Nganjuk, dan Jombang. Sementara itu, daerah lain yang serapannya telah mendekati 100% a.l. Kabupaten Gresik (97,63%), Bojonegoro (95,55%), dan Probolinggo (97,73%). Daerah dengan serapan terendah adalah Madura (41,52%).

Di Madura, serapan raskin untuk Kabupaten Bangkalan hanya 32,98%. Sementara itu, Kabupaten Sampang, Pamekasan, dan Sumenep masing-masing hanya 50,74%, 47,09%, serta 38,44%.

“Stok beras kami masih mencukupi untuk tujuh bulan lebih. Jadi, pembagian raskin akan tetap dioptimalkan pada sejumlah masyarakat. Tidak perlu resah atau khawatir akan terjadi kekurangan pasokan,” tegas Witono, Rabu (22/7/2015).

Sejak Februari
Rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM) raskin Jatim berjumlah 2.857.469 rumah tangga, dengan rerata distribusi mencapai 42.862 ton/bulan di 8.506 titik distribusi. Per bulan, masing-masing RTSPM menerima 15 kg beras seharga tebus Rp1.600/kg.

Sebagaimana dilansir dalam berita resmi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, distribusi raskin telah dimulai sejak Februari. Menurut pemprov, belum optimalnya penyerapan dipicu oleh sulitnya verifikasi RTSPM yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota.

Bagaimanapun, Witono beralasan serapan yang rendah sejak Februari merupakan siklus musiman yang kerap terjadi di awal tahun.  Pasalnya, data RTSPM mengacu pada Badan Pusat Statistik (BPS). Padahal, angka kependudukan setiap tahunnya mengalami perubahan.

“Selain itu, juga merupakan dampak rencana pemerintah menghapus program raskin dan menggantinya dengan e-money. Namun, adanya kepastian kembali disalurkannya raskin membuat Bulog berupaya semaksimal mungkin menyalurkan lebih cepat.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya