SOLOPOS.COM - Seorang petugas medis RSND Undip Semarang tengah mengambil spesimen dari pasien yang melakukan tes dengan metode PCR, Rabu (22/4/2020). (Semarangpos.com-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung rendahnya tes berbasis polymerase chain reaction atau PCR Covid-19 di Indonesia yang jauh dari target 10.000 tes/hari.

Hingga hari ini, Senin (11/5/2020), jumlah tes PCR yang dilakukan di Indonesia masih minim dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih dari 250 juta jiwa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

6 Kasus Baru Covid-19 DIY, Seluruhnya Karyawan Indogrosir Tanpa Gejala

Data yang disajikan di laman Worldometers menunjukkan hingga Senin ini, Indonesia baru melakukan tes PCR Covid-19 terhadap 161.351 orang. Jumlah itu masih lebih sedikit dibandingkan Filipina, negara tetangga yang hanya lebih miskin dan memiliki populasi jauh lebih rendah (106,7 juta jiwa).

Begitu pula jika dibandingkan Vietnam yang telah melakukan 261.004 tes hingga hari ini. Padahal, jumlah orang yang diketahui terinfeksi Covid-19 hanya 288 orang.

Mantan Pemred Metro TV Suryopratomo Calon Dubes RI di Singapura

Di dunia, Indonesia memang menempati urutan 50 dengan jumlah tes PCR Covid-19 terbanyak. Namun jika dibandingkan dengan populasi penduduk, rasio tes Covid-19 Indonesia sangat rendah, yaitu 590 tes/1 juta orang.

Angka ini bahkan lebih rendah daripada beberapa negara miskin. Sebut saja negara-negara di Afrika dan Asia Selatan, seperti Guinea Ekuator (609 tes/1 juta orang), Kamboja (843 tes/1 juta orang), Bangladesh (789 tes/1 juta orang), dan Zimbabwe (1.382 tes/1 juta orang).

Mudik Dilarang Tapi Angkutan Umum Jalan, Menhub Akui Membingungkan

Rasio tes Covid-19 Indonesia hanya lebih baik daripada sederet negara-negara miskin atau yang tercabik-cabik oleh perang. Misalnya Laos (488 tes/1 juta orang), Afghanistan (400 tes/1 juta orang), Ethiopia (319 tes/1 juta orang), Sudan Selatan (111 tes/1 juta orang), dan Yaman (4 tes/1 juta orang).

Tergantung Tes Kit Impor

Hari ini, Jokowi meminta industri dalam negeri mulai memproduksi alat tes PCR setidaknya akhir bulan ini, Mei 2020, atau awal Juni 2020. Laporan Kementerian Riset dan Teknologi menyebukan bawa pengembangan kit tes PCR Covid-19 Indonesia sudah rampung.

Kerusakan Paru-Paru Anak Akibat Covid-19, Meradang Hingga Terisi Nanah

“Saya minta ini inovasi yang telah dilakukan ini mulai kita bisa produksi secara massal. Sehingga kita tidak tergantung lagi dengan produk impor negara lain,” kata Presiden membuka rapat terbatas percepatan penanganan pandemi Covid-19 melalui video conference dari Istana Merdeka, Senin (11/5/2020).

Presiden meminta hasil riset dan inovasi didukung penuh dan proses perizinan dilakukan secara cepat. Dengan demikian produksi tes kit Covid-19 di Indonesia oleh industri, baik BUMN maupun swasta, dapat secepat mungkin dilakukan.

Kasus Baru Positif Covid-19 di Indonesia Turun 2 Hari, Jangan Senang Dulu!

Jokowi juga mendapatkan laporan mengenai keberhasilan Kemenristek mengembangkan tes non-PCR, ventilator, serta mobila ibo security level 2 di Indonesia. Sama dengan PCR, Presiden berharap seluruh inovasi tersebut dapat segera diproduksi secara massal untuk mempercepat penanganan virus Corona di Indonesia.

Vaksin

Selain tes kit Covid-19, Jokowi juga melihat kemajuan signifikan pada tahapan-tahapan untuk menemukan vaksin yang sesuai dengan Indonesia.

Mudik Dilarang, Tapi Bus AKAP Boleh Beroperasi, Pemerintah Mau Apa?

“Saya melihat sudah ada kemajuan yang signifikan dalam pengujian plasma yang rencananya ini akan dilakukan uji klinis berskala besar di beberapa rumah sakit dan juga stem cell untuk menggantikan jaringan paru yang rusak. Kemajuan signifikan juga terjadi pada penelitian all gnome sequencingi,” ujar Presiden.

Adapun, Presiden juga menagih target kapasitas uji spesimen sebanyak 10.000 per hari. Saat ini kapasitas pengujian PCR Covid-19 di Indonesia sekitar 4.000 spesimen hingga 5.000 spesimen per hari.

Pasien Positif Covid-19 Kabur dari Jakarta ke Banyumas Naik Travel

Dia menyebut bahwa satu hal yang perlu diperhatikan adalah kesiapan sumber daya manusia. Selain itu juga kekurangan alat pengujian seperti reagen PCR, RNA, dan VTM. “Saya minta ini diselesaikan dalam pekan ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya