SOLOPOS.COM - Ilustrasi APD virus corona. (Freepik)

Solopos.com, SRAGEN -- Sebanyak 136 warga Sragen masuk klaster Gowa dalam pengawasan dan pencegahan Covid-19. Mereka pergi untuk mengikuti Ijtima Ulama Dunia 2020 Zona Asia di Gowa, Sulawesi Selatan, yang batal pada Maret lalu.

Dari 136 orag itu, dua orang di antaranya terkonfirmasi positif terpapar virus corona berdasar hasil tes swab tenggorokan. Keduanya adalah CS, 70, warga Desa Patihan, Sidoharjo, dan SW, 63, warga Desa Jabung, Plupuh.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Sementara dua orang lainnya juga positif namun baru berdasarkan hasil rapid test yang dilakukan pada Senin (20/4/2020).

Bangun Tidur, Perempuan Nguntoronadi Wonogiri Dapati Ibunya Gantung Diri di Dapur

Dua warga Sragen dari klaster Gowa yang positif berdasarkan hasil rapid itu merupakan warga Sidoharjo, Sragen. Mereka mengikuti rapid test bersama sejumlah orang lainnya di Desa Patihan, Sidoharjo, Senin.

Ada enam warga Desa Patihan yang menjadi peserta ijtima ulama tingkat internasional tersebut. Tiga di antaranya yakni CS yang terkonfirmasi positif terpapar corona berdasar tes swab serta dua anaknya.

Total ada 25 warga Patihan yang ikut rapid test, yakni mereka yang ada kontak dengan CS. Dari 25 orang, tiga di antaranya positif termasuk dua peserta Ijtima Ulama Dunia 2020 Zona Asia.

Pasien Positif Corona Solo Bertambah, 3 Kelurahan Masih Bersih

Berdasar data yang dihimpun Solopos.com, ada 145 peserta Ijtima Ulama Dunia 2020 yang tiba di Sragen pada Rabu (25/3/2020) lalu. Sembilan orang di antaranya tidak tercatat sebagai warga Sragen. Mereka warga Kebakkramat, Karanganyar.

Menumpang Kapal

Dengan demikian, warga Sragen yang masuk klaster Gowa untuk pengawasan penularan corona ada 136 orang. Sebagian besar mereka pulang dari Gowa menumpang kapal.

Mereka pulang setelah acara yang dijadwalkan pada 19 Maret itu dibatalkan lantaran khawatir menjadi media penularan virus corona.

Fenomena Cacing Keluar di Soloraya Bukan Disebabkan Disinfektan, Begini Penjelasan Pakar UNS Solo

“Dari Sulawesi, ada yang naik kapal, ada pula yang naik pesawat. Ada lebih dari 100 peserta yang turun di Sragen. Mereka turun di beberapa tempat, tidak tersentral di satu lokasi penurunan. Mereka turun hampir di tiap wilayah kecamatan. Sampai sekarang mereka tetap dalam pemantauan Dinas Kesehatan,” jelas Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto, kepada Solopos.com.

Oleh Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, semua orang dari klaster Gowa itu sudah dimasukkan kategori pelaku perjalanan yang harus menjalani karantina mandiri selama 14 hari.

Bila di antara mereka muncul gejala demam dengan suhu tubuh ? 38 derajat Celcius, gangguan sistem pernapasan, pilek, batuk, maupun radang tenggorokan, status mereka bisa dinaikkan menjadi orang dalam pemantauan (ODP).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya