SOLOPOS.COM - Ilustrasi tes virus corona atau Covid-19 (Freepik)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Enam orang dalam pemantauan atau ODP yang tersebar di empat kecamatan wilayah Sukoharjo dinyatakan positif corona berdasarkan hasil rapid test.

Sebagian ODP itu berstatus orang tanpa gejala (OTG) virus corona. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Yunia Wahdiyati, saat ditemui wartawan di Menara Wijaya, Sukoharjo, Senin (6/4/2020).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Keenam ODP itu tersebar di wilayah Grogol, Nguter, Bulu, dan Baki. Awalnya, rapid test diprioritaskan untuk paramedis seperti dokter dan perawat yang melakukan kontak dengan pasien positif corona.

Pemudik Marah-Marah Saat Pendataan, Wali Kota: Kalau Tak Mau Diatur Jangan Pulang ke Solo!

Namun, tak sedikit masyarakat berstatus ODP yang mengikuti rapid test untuk deteksi awal virus corona. “Dari enam ODP yang dinyatakan positif corona berdasarkan hasil rapid test di Sukoharjo, empat diantaranya berstatus orang tanpa gejala. Hal ini yang menjadi catatan kami untuk mewaspadai persebaran virus Covid-19,” kata dia, Senin.

Saat ini, keenam ODP itu menjalani karantina mandiri selama 14 hari. Petugas juga melacak keluarga, tetangga, maupun teman ODP yang menjalani karantina mandiri.

Menurut Yunia, paramedis yang mengikuti rapid test berasal dari sejumlah puskesmas di Sukoharjo. Mereka merupakan dokter dan perawat yang pernah melakukan kontak dengan pasien terkonfirmasi positif maupun pasien dalam pengawasan (PDP).

Polri Keluarkan Aturan, Menghina Presiden & Pejabat Pemerintah Terkait Corona Bisa Dihukum!

Yunia menyebut rapid test terhadap enam ODP corona di Sukoharjo itu hanya bersifat deteksi atau screening awal. Dokter perlu menegakkan diagnosis melalui pemeriksaan fisik dan hasil uji laboratorium spesimen dari swab tenggorokan.

Tambahan 95 Unit Rapid Test Kit

“Rapid test belum bisa menjadi patokan apakah pasien terkonfirmasi positif atau tidak. Butuh tes swab yang keakuratannya lebih tinggi,” ujar dia.

Pemkab Sukoharjo menerima tambahan pasokan rapid test dari pemerintah pusat sebanyak 95 unit yang diterima DKK Sukoharjo. Sebelumnya, RSUD Ir Soekarno telah menerima rapid test sebanyak 30 unit.

Pemudik Karanganyar Terjaring Razia: Bukannya Jalani Karantina, Malah Ngamar Di Hotel

Yunia meminta masyarakat mematuhi anjuran pemerintah terkait protokoler kesehatan termasuk para pemudik yang pulang ke kampung halaman.

“Masyarakat harus menerapkan physical distancing, mencuci tangan pakai sabun dan air sesering mungkin dan beraktivitas di rumah untuk mencegah mata rantai penularan virus corona,” papar dia.

Sementara itu, juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sukoharjo, Gani Suharto, menyebut karantina mandiri terhadap perantau dinilai lebih efektif dan efisien untuk menghambat laju persebaran laju virus corona.

Diduga Terkait Corona, Jenazah Ditolak Dimakamkan di Sangkrah Solo

Kaum boro yang mudik ke kampung halaman harus menjalani karantina mandiri selama 14 hari. Selama ini, pemerintah desa hingga ketua rukun tetangga (RT) telah memperketat pemantauan terhadap kaum boro yang pulang kampung.

“Tak menyiapkan kemungkinan kami juga bakal menyiapkan lokasi karantina untuk pemudik seperti di daerah lain. Untuk saat ini masih efektif karantina mandiri terhadap perantau yang tiba di kampung halaman,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya