SOLOPOS.COM - Suasana Rapat Paripurna ke-30, Selasa (26/5/2015). (Twitter.com/@DPR_RI)

RAPBN 2016 didiskusikan bersama oleh sejumlah fraksi di DPR, Selasa (26/5/2016).

Solopos.com, JAKARTA — Selaku perwakilan fraksi dari Partai Demokrat di DPR RI, Rinto Subekti, menyampaikan sejumlah pandangan fraksinya soal  pokok-pokok kerangka ekonomi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016, Selasa (26/5/2015), di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam kesempatan Rapat Paripurna ini, Rinto mengimbau agar Pemerintah RI meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Beberapa cara pun diutarakan Rinto, antara lain dengan membuka lapangan pekerjaan lebih banyak dan memperluas basis penerimaan pajak untuk meningkatkan pendapatan negara.

“Pemerintah harus menjaga stabilitas ekonomi dan politik agar target pertumbuhan ekonomi bisa tercapai,” ujar Rinto Subekti sebagaimana dikutip akun @DPR_RI.

“Pemerintah harus serius menangani masalah kemiskinan dan membuka lapangan pekerjaan secara luas,” kata Rinto.

“Pemerintah harus memperluas basis penerimaan pajak agar dapat meningkatkan pendapatan negara,” tandas Rinto.

Sementara itu, anggota DPR fraksi Gerindra, Willgo Zainar menyatakan, tahun depan merupakan tahun kedua pelaksanaan RPJMN 2015-2019, sekaligus tahun pertama bagi pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla untuk merancang dan menyusun RAPBN berdasar Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Terkait dengan itu, Willgo mengaku akan mencermati postur APBN yang akan mencerminkan pemenuhan janji-janji pemerintah Jokowi, antara lain, program Nawa Cita, Trisakti, Reformasi Mental dan lainnya.

“Jadi RAPBN 2016 murni berisi cita-cita pemerintah saat ini yang berbeda dengan APBN 2015. Semua prioritas pembangunan visi misi bisa dimasukkan dalam RAPBN tahun depan,” tegas Willgo saat Rapat Paripurna di Gedung DPR, Jakarta, sebagaimana dilansir Liputan6, Selasa.

“Kita semua berharap Presiden dan kabinetnya komitmen menjalankan Undang-undang (UU) APBN yang menjadi ketetapan konstitusi,” ujar Willgo.

“Fraksi kami berpendapat proyeksi pertumbuhan dan inflasi pada tahun depan terlalu optimistis mengingat realisasi pertumbuhan ekonomi sekarang ini 4,7%. Jadi menurut kami yang realistis pertumbuhan ekonomi 2016 sebesar 5,5%,” tegas Willgo.

Willgo menyoroti asumsi makro dalam RAPBN 2016 yang dipatok pemerintah, antara lain, pertumbuhan ekonomi 5,8%-6,2%, inflasi 4 plus minus 1 persen, SPN 3 Bulan sebesar 4 persen sampai 6%.

Selain itu ada kurs rupiah berkisar Rp 12.800 sampai Rp 13.200 per dolar AS, harga minyak mentah Indonesia (ICP) US$ 60  sampai US$ 80 per barel, lifting minyak 830 ribu-850 ribu barel per hari dan lifting gas 1.100 sampai 1.200 ribu barel setara minyak per hari. Menurut Willgo, kondisi  tersebut akan diiringi perbaikan ekonomi Tiongkok dan Amerika Serikat.

“Tingkat konsumsi juga lesu karena depresiasi kurs yang memicu lonjakan harga barang,” cetus Willgo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya